Unjuk rasa besar-besaran memprotes reformasi pensiun tengah digelar di Prancis. Sekitar 1,28 juta orang dilaporkan mogok kerja dan turun ke jalanan di berbagai wilayah Prancis untuk memprotes rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan batas usia pensiun menjadi 64 tahun.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (8/3/2023), angka tersebut menunjukkan unjuk rasa itu sebagai yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir, sedikit lebih tinggi dari 1,27 juta demonstran yang ikut dalam rentetan unjuk rasa sebelumnya memprotes reformasi yang sama pada 31 Januari lalu.
Konfederasi Umum Buruh Prancis (CGT) melaporkan jumlah demonstran mencapai 3,5 juta orang. Ini tercatat sebagai aksi protes keenam pada tahun ini yang memprotes reformasi pensiun di Prancis.
Dalam aksi terbarunya, para demonstran yang berasal dari berbagai sektor melakukan mogok kerja dan turun ke jalanan untuk memprotes rencana reformasi pensiun itu. Laporan Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebut sekitar 1,28 juta orang turun ke jalanan sepanjang Selasa (7/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan CGT seperti dikutip media lokal menyebut sekitar 700.000 demonstran di antara turun ke jalanan Paris, sedangkan kepolisian menyebut angkanya hanya mencapai 81.000 orang.
Laporan media dan pejabat lokal menyebut lebih banyak demonstran ikut dalam aksi protes di beberapa kota lainnya, termasuk Marseille.
Aksi protes itu digelar pada masa-masa kritis bagi para buruh dan pemerintah Prancis sejak Macron mengharapkan parlemen akan mengadopsi rencananya menaikkan batas usia pensiun menjadi 64 tahun, dua tahun lebih tinggi dari batasan sebelumnya.
Aksi mogok kerja besar-besaran ini mengganggu layanan kereta api, memicu sekolah-sekolah diliburkan dan menghentikan pengiriman bahan bakar.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Potret Sungai Terpanjang di Prancis yang Dilanda Kekeringan Dahsyat':
Dalam upaya memberikan tekanan terhadap para anggota parlemen, serikat-serikat pekerja garis keras di Prancis menyatakan mogok kerja akan berlangsung selama beberapa hari, setidaknya di beberapa sektor mencakup kilang minyak TotalEnergies.
"Pertarungan sesungguhnya dimulai sekarang," tegas perwakilan serikat pekerja FO, Marin Guillotin, di kilang minyak Donges di Prancis bagian barat.
"Kami tidak pernah didengar. Kami mengerahkan satu-satunya cara yang tersisa: Ini adalah mogok kerja yang sulit ... kami tidak akan menyerah," ucapnya.
Perusahaan transportasi SNCF dan RATP dalam pernyataan terpisah mengumumkan bahwa layanan kereta api akan mengalami gangguan pada Rabu (8/3) waktu setempat, sama halnya dengan sistem kereta metro Paris, meskipun tidak separah pada Selasa (7/3) waktu setempat.
Mogok kerja juga dilaporkan terjadi di banyak sektor industri lainnya, bahkan meluas hingga ke para sopir truk dan petugas pengambil sampah.
Aksi protes lainnya dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (11/3) mendatang, dengan para pemimpin serikat pekerja Prancis mendesak Macron membatalkan reformasi dan memperingatkan sikap kaku Macron bisa memicu situasi yang 'eksplosif'.