Washington DC -
Kunjungan mendadak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Ukraina penuh kerahasiaan. Namun ternyata, para pejabat Rusia telah diberitahu soal kunjungan itu oleh otoritas AS beberapa jam sebelumnya.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (21/2/2023), penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, yang mendampingi Biden dalam kunjungan ke Kiev, mengungkapkan bahwa para pejabat AS telah memberitahu para pejabat Rusia bahwa Biden akan melakukan perjalanan ke Kiev.
"Kami melakukannya beberapa jam sebelum keberangkatannya (Biden-red) untuk tujuan dekonflik (upaya menghindari konflik)," ujar Sullivan kepada wartawan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sifat sensitif dari komunikasi tersebut, saya tidak akan membahas bagaimana tanggapan mereka atau apa sebenarnya pesan kami," imbuhnya.
Sullivan mengatakan bahwa kunjungan Biden itu 'memerlukan upaya keamanan, operasional dan logistik dari para profesional lintas pemerintah AS untuk mengambil upaya yang pada dasarnya berisiko secara inheren dan menjadikannya pada level risiko yang bisa ditangani'.
Gedung Putih sama sekali tidak mengungkapkan rencana kunjungan Biden ke Ukraina. Dia terakhir kali terlihat di depan publik saat makan malam bersama istrinya, Jill, di sebuah restoran di Washington DC pada Sabtu (18/2) waktu setempat -- momen itu tergolong langka.
Kunjungan Biden ke Ukraina direncanakan secara diam-diam oleh para pejabat Gedung Putih dan lembaga pemerintahan AS lainnya, dengan tujuan menunjukkan solidaritas bagi Kiev menjelang peringatan setahun invasi Rusia.
Disebutkan Gedung Putih bahwa setelah perencanaan selama berbulan-bulan, Biden pada Jumat (17/2) waktu setempat memutuskan untuk melaksanakan rencana kunjungan diam-diam ke Ukraina itu.
Simak Video 'Bertemu Biden, Zelensky Bertekad Akhiri Perang dengan Rusia Tahun Ini':
[Gambas:Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Para pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Biden tiba di Pangkalan Udara Gabungan Andrews di Maryland dan terbang dengan Air Force One pada Minggu (19/2) dini hari, sekitar pukul 04.15 waktu setempat, saat hari masih gelap. Biden hanya didampingi sejumlah kecil penasihatnya.
Hanya ada seorang reporter dan seorang fotografer di dalam pesawat kepresidenan AS itu, bukan sekelompok wartawan Gedung Putih yang biasanya mendampingi Biden dalam kunjungan kenegaraannya.
Biden terbang pada malam hari ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, yang digunakan oleh militer AS. Pesawat kepresidenan itu mengisi bahan bakar dan Biden melanjutkan penerbangan ke Rzeszow yang ada di Polandia bagian tenggara.
Perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan via jalur darat selama satu jam hingga Biden tiba di Przemysl, sebuah kota yang terletak di perbatasan Polandia-Ukraina.
Dari sana, Biden melanjutkan perjalanan dengan kereta api selama 10 jam menuju ke Kiev. Pada Minggu (19/2) malam waktu setempat, kereta api yang ditumpangi Biden melaju di tengah kegelapan dengan pengamanan ekstra ketat di dalam gerbongnya.
Kereta api itu kemudian berhenti di stasiun Kiev-Pasazhyrsky di ibu kota Ukraina pada Senin (20/2) sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Area di sekitar peron diamankan dan Duta Besar AS untuk Ukraina Bridget Brink menyambut Biden beserta para penasihatnya.
Dalam kunjungannya ke Kiev, Biden bertemu Presiden Volodymyr Zelensky dan mengumumkan bantuan militer tambahan AS senilai US$ 500 juta (Rp 7,5 triliun) untuk Ukraina.
Biden mengatakan bahwa bantuan tambahan itu mencakup lebih banyak amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang digunakan Ukraina dalam melawan invasi pasukan Rusia.
Dari Ukraina, Biden kembali ke Pezemysl dengan kereta api, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Warsawa, ibu kota Polandia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini