Pemerintah Rusia menuduh Ukraina sedang merencanakan sebuah insiden nuklir di wilayahnya untuk kemudian menyalahkan Moskow, menjelang pertemuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Otoritas Rusia tidak memberikan bukti lebih lanjut atas tuduhannya itu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (20/2/2023), sejak awal invasi ke Ukraina setahun lalu, Rusia telah berulang kali menuduh Kiev merencanakan operasi 'bendera palsu' dengan senjata non-konvensional, yang menggunakan material biologis atau radioaktif.
Namun hingga kini tidak ada serangan semacam itu yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataan terbaru pada Minggu (19/2) waktu setempat, mengklaim bahwa zat radioaktif telah diangkut ke Ukraina dari sebuah negara Eropa, yang tidak disebut lebih lanjut, dan Kiev sedang mempersiapkan 'provokasi' skala besar.
"Tujuan dari provokasi itu adalah untuk menuduh tentara Rusia melancarkan serangan membabi-buta terhadap fasilitas radioaktif berbahaya di Ukraina, yang memicu kebocoran zat radioaktif dan kontaminasi di area tersebut," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia dalam tuduhannya.
Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya telah membantah tuduhan semacam itu, dengan menyebutnya sebagai upaya sinis untuk menyebarkan informasi keliru. Mereka menuduh balik Moskow yang merencanakan sendiri insiden semacam itu dalam upaya menyalahkan Kiev.
Rusia Klaim Kuasai Desa Kecil di Kharkiv
Sebelumnya, Rusia mengklaim pasukannya berhasil menguasai sebuah desa kecil bernama Gryanikovka yang ada di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Moskow menyatakan pasukannya telah membebaskan desa tersebut.
"Pemukiman Gryanikovka... benar-benar dibebaskan," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP.
Simak juga Video 'Sebuah Ledakan Terjadi di Pabrik Ukraina, 4 Orang Tewas 5 Luka-luka':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Gryanikovka yang terletak di dekat kota utama Kupiansk di wilayah Kharkiv itu, disebut berpenduduk 600 orang sebelum perang dimulai. Pada bulan September, pasukan Rusia mundur dari kota-kota utama di wilayah timur laut Kharkiv, termasuk pusat kereta api utama Kupiansk.
Militer Ukraina mengatakan pada Sabtu (18/2) lalu bahwa pasukan Rusia 'melancarkan aksi ofensif" di beberapa kota, termasuk Kupiansk dan Bakhmut, yang semuanya ada di wilayah timur negara tersebut.
Bakhmut bahkan disebut sebagai kota yang menjadi lokasi pertempuran terlama dan paling berdarah sejauh ini.