Kisah Pembunuh Berantai dan Predator 300 Gadis Lolos Hukuman Mati, Kok Bisa?

Hitamnya Hitam

Kisah Pembunuh Berantai dan Predator 300 Gadis Lolos Hukuman Mati, Kok Bisa?

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Sabtu, 18 Feb 2023 21:18 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Foto: Ilustrasi kejahatan (Andi Saputra)
Jakarta -

Pedro Alonso López merupakan salah satu pembunuh berantai dan predator paling terkenal di kawasan Amerika Selatan. Meskipun telah memperkosa dan membunuh 300an gadis di Amerika Selatan, dia tetap bisa lolos dari hukuman mati dan bebas. Kok bisa?

Dilansir dari Murderpedia, kejahatan López pertama kali mendapat perhatian internasional dari wawancara yang dilakukan oleh Ron Laytner, jurnalis foto lepas lama yang melaporkan mewawancarai López di sel penjara Ambato pada tahun 1980.

Menurut cerita Laytner, López dikenal sebagai 'Monster of the Andes' pada tahun 1980 ketika polisi menemukan kuburan 53 korbannya di Ekuador. Semuanya perempuan berusia antara sembilan dan dua belas tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

López punya kenangan masa kecil yang muram. Ia lahir dari ibu seorang pelacur dan pernah mendapatkan kekerasan seksual semasa kecil. Pada usia 18 dia diperkosa beramai-ramai di penjara dan dia mengklaim membunuh tiga pemerkosa saat masih dipenjara.

Pada tahun 1983 dia dinyatakan bersalah atas pembunuhan 110 gadis muda di Ekuador saja dan mengaku melakukan 240 pembunuhan lagi terhadap gadis-gadis yang hilang di negara tetangga Peru dan Kolombia.

Setelah masa hukumannya, dia mulai memangsa gadis-gadis muda di Peru. Dia kemudian mengklaim bahwa, pada tahun 1978, dia telah membunuh lebih dari 100 orang. Dia telah ditangkap oleh suku asli di sana dan divonis hukuman mati. Tetapi seorang misionaris Amerika turun tangan dan membujuk mereka untuk menyerahkannya ke polisi negara bagian. Tetapi ia dibebaskan lagi.

Bagaimana nasibnya? Baca halaman selanjutnya.

López ditangkap lagi ketika percobaan penculikan gagal dan dia dijebak oleh pedagang pasar. Dia mengaku lebih dari 300 pembunuhan. Polisi baru mempercayainya saat banjir bandang mengungkap kuburan massal banyak korbannya.

Film dokumenter A&E Biography melaporkan bahwa dia dibebaskan oleh penjara Ekuador pada tanggal 31 Agustus 1994, dan ditangkap kembali satu jam kemudian sebagai imigran ilegal, dan diserahkan kepada otoritas Kolombia yang mendakwanya dengan pembunuhan berusia dua puluh tahun.

Dia kemudian dinyatakan gila dan ditahan di rumah sakit jiwa Bogotá. Pada tahun 1998 dia dinyatakan waras, dan dibebaskan dengan jaminan $50. Dia belum pernah terdengar atau terlihat lagi sejak pembebasannya dan sampai saat ini, tidak ada yang tahu apakah López hidup atau mati.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads