Ratusan orang yang merupakan pensiunan menggelar unjuk rasa di kota Wuhan, China, pada Rabu (15/2) waktu setempat. Unjuk rasa yang tergolong langka itu digelar menyusul kemarahan warga setempat terhadap reformasi sistem asuransi kesehatan publik.
Seperti dilansir AFP, Rabu (15/2/2023), unjuk rasa tergolong jarang di China, di mana otoritasnya menegakkan aturan ketertiban umum secara ketat dan oposisi atau perbedaan pendapat dipadamkan dengan cepat.
Namun ekspresi kemarahan publik terkadang muncul, termasuk unjuk rasa besar-besaran menentang aturan ketat virus Corona (COVID-19) yang terjadi tahun lalu di berbagai wilayah China, yang telah mereda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah keterangan saksi mata dan foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan demonstran berunjuk rasa di depan Taman Zhongshan, Wuhan, yang menjadi aksi protes kedua dalam sepekan terakhir.
Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan para petugas keamanan berjaga di pintu masuk lokasi populer itu dengan membentuk pagar manusia untuk mencegah para demonstran masuk ke dalam.
Empat saksi mata mengonfirmasi bahwa unjuk rasa itu memang digelar di Wuhan dan AFP bisa melakukan geolokasi terhadap rekaman video yang beredar secara online ke area-area sekitar taman yang disebut menjadi lokasi protes.
Reformasi terhadap sistem asuransi kesehatan publik di China telah mengurangi tunjangan yang dibayarkan setiap bulan untuk para pensiunan sejak 1 Februari lalu. Perubahan itu memicu unjuk rasa terpisah dari ribuan pensiunan di depan Balai Kota Wuhan pada Rabu (8/2) pekan lalu.
Foto-foto yang dibagikan ke media sosial tampaknya menunjukkan otoritas setempat menemui sejumlah demonstran untuk negosiasi.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Penampakan Deretan Mobil Otonom Diuji Coba di China':
Reformasi asuransi, yang diberlakukan secara bertahap sejak tahun 2021, terjadi saat keuangan pemerintah daerah mengalami tekanan setelah bertahun-tahun menerapkan kebijakan nol-COVID yang ketat dan memakan banyak biaya.
Unjuk rasa di Wuhan, kota berpenduduk 11 juta jiwa yang menjadi titik nol Corona pada akhir tahun 2019, semakin diperburuk oleh fakta bahwa sebagian besar pejabat lokal tidak terdampak oleh reformasi tersebut.
"Para pegawai negeri dan staf institusi publik masih berhak atas asuransi medis bersubsidi selain skema asuransi kesehatan karyawan," sebut perusahaan konsultan risiko politik SinoInsider dalam sebuah catatan.
"Para kader senior dan pensiunan CCP (Partai Komunis China) telah sejak lama memiliki akses terhadap perawatan medis yang murah dengan biaya publik dan tanpa harus membayar asuransi kesehatan dasar," imbuh SinoInsider dalam catatannya.
Disebutkan juga bahwa pemerintah daerah bisa 'berkompromi dan memenuhi tuntutan demonstran lebih awal' daripada terlibat dalam perselisihan berlarut-larut.