Amerika Serikat (AS) mengakui belum mengetahui pemilik dari objek terbang tak teridentifikasi (unidentified flying object atau UFO) yang ditembak jatuh di langit Alaska pada Jumat (10/2) waktu setempat. Otoritas Washington juga tidak mengaitkan objek terbang itu dengan China atau negara asing manapun.
Seperti dilansir CNN, Sabtu (11/2/2023), otoritas AS menyebut objek terbang di Alaska itu sebagai 'objek di ketinggian tinggi' yang mengancam keselamatan penerbangan sipil. Objek terbang itu terdeteksi mengudara di ketinggian 40.000 kaki atau 12.190 meter ke arah timur laut.
"Kami menyebutnya sebuah objek karena itulah deskripsi terbaik yang kami miliki saat ini. Kami tidak tahu siapa pemiliknya -- apakah itu milik negara atau milik perusahaan atau milik pribadi, kami tidak tahu," ucap koordinator komunikasi strategis pada Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak memiliki informasi apapun yang akan mengonfirmasi tujuan yang ditetapkan untuk objek ini," tegasnya.
"Kami berharap bisa mendapatkan puing-puingnya mengingat itu jatuh tidak hanya di dalam wilayah teritorial kami, tapi juga di lokasi yang kami yakini sebagai perairan yang membeku. Jadi upaya pemulihan akan dilakukan dan kami berharap itu akan berhasil dan kemudian kami bisa mempelajari lebih banyak soal itu," jelas Kirby dalam pernyataan.
Kirby dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa objek terbang itu berukuran 'jauh lebih kecil' dari balon mata-mata China, yang ditembak jatuh pada Sabtu (4/2) pekan lalu.
Balon mata-mata China yang dilengkapi baling-baling dan kemudi, serta panel surya itu sebelumnya digambarkan oleh para pejabat AS berukuran sebesar tiga bus. Disebutkan juga bahwa balon mata-mata China itu memiliki tinggi hingga 60 meter dan membawa muatan seberat ribuan pon.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Penjelasan Ilmiah soal Awan UFO di Langit Turki