Pervez Musharraf Meninggal di Dubai, Jasadnya Dibawa ke Pakistan

Pervez Musharraf Meninggal di Dubai, Jasadnya Dibawa ke Pakistan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 06 Feb 2023 16:39 WIB
FILE PHOTO: Pakistani President Pervez Musharraf salutes as he arrives for the Organisation of Islamic Conference (OIC) meeting in Mecca December 8, 2005. REUTERS/Zainal Abd Halim/File Photo
Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf (dok. REUTERS/ZAINAL ABD HALIM)
Islamabad -

Jenazah mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf akan dipulangkan dari Dubai, Uni Emirat Arab, ke negaranya pada Senin (6/2) waktu setempat. Musharraf yang merupakan mantan pemimpin militer Pakistan yang mengasingkan diri ke luar negeri, meninggal dunia dalam usia 79 tahun di Dubai.

Seperti dilansir AFP, Senin (6/2/2023), Musharraf yang menjadi sekutu penting Amerika Serikat (AS) dalam 'perang melawan teror' bertahun-tahun lalu, melarikan diri dari Pakistan tahun 2016 untuk menjalani perawatan medis setelah larangan perjalanan yang diterapkan terhadapnya dicabut.

Musharraf meninggal dunia pada Minggu (5/2) waktu setempat setelah jatuh sakit sejak lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah pejabat senior Islamabad yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa jenazah Musharraf akan diterbangkan pulang ke Pakistan pada Senin (62) waktu setempat, dengan pemakaman akan dilakukan di kemudian hari.

Musharraf merebut kekuasaan di Pakistan dalam kudeta militer tahun 1999 dan secara bersamaan menjabat panglima militer, kepala eksekutif, serta Presiden Pakistan ketika serangan 11 September 2001 atau 9/11 mengguncang AS.

ADVERTISEMENT

Mantan jenderal top Pakistan ini juga diketahui dua kali menangguhkan konstitusi negaranya dan dituduh mencurangi referendum yang menopang kekuasaannya, serta mendalangi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang merajalela yang mencakup penangkapan rival-rival politik selama sembilan tahun kepemimpinannya.

"Pada akhirnya dia meninggalkan warga Pakistan dengan ketidaksukaan yang mendalam terhadap pemerintahan militer langsung -- sehingga meskipun militer memiliki banyak kekuatan di belakang layar sekarang, itu tidak diinginkan untuk berkuasa secara langsung lagi," sebut pengamat dari Brookings Institution, Madiha Afzal, kepada AFP.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'Eks Presiden Pakistan Pervez Musharraf Tutup Usia':

[Gambas:Video 20detik]



Musharraf menjadi sekutu utama AS selama invasi dilancarkan pasukan Washington DC ke wilayah Afghanistan. Keputusan itu menempatkan Musharraf sebagai target langsung kelompok-kelompok militan Islam, yang beberapa kali melancarkan upaya pembunuhan terhadapnya.

Namun langkah itu juga membuat Pakistan mendapatkan aliran besar bantuan asing yang mendorong perekonomian negara itu.

Di Pakistan, di mana militer masih sangat kuat dan menikmati dukungan signifikan, Musharraf menjadi sosok yang memecah-belah. "Ada kebaikan dalam dirinya," sebut Naeem Ul Haq Satti (69) yang merupakan pensiunan pegawai negara sipil Pakistan, saat berbicara kepada AFP.

"Tapi satu tindakannya, yang akan diingat sepanjang sejarah, adalah saat dia melanggar konstitusi. Hal paling penting yang dimiliki sebuah negara adalah konstitusinya," ucapnya.

Musharraf menderita penyakit langka yang disebut Amyloidosis dan musim panas lalu, keluarganya menuturkan bahwa mantan pemimpin militer itu tidak memiliki prospek untuk sembuh.

Pernyataan singkat dari sayap media militer Pakistan menyebut sejumlah kepala militer senior 'menyampaikan belasungkawa yang tulus atas meninggalnya Jenderal Pervez Musharraf'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads