Seorang wanita di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia pekan lalu, atau hampir setahun setelah insiden terlempar dari kursi roda saat hendak menaiki pesawat melalui garbarata di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood, Florida. Keluarga wanita itu menyalahkan maskapai Southwest Airlines atas insiden itu.
Seperti dilansir The Independent, Rabu (1/2/2023), Gaby Assaouline meninggal dunia pekan lalu dalam usia 25 tahun. Keluarganya lantas mengajukan gugatan hukum, untuk meminta ganti rugi, terhadap maskapai Southwest Airlines yang diyakini bertanggung jawab atas kematiannya.
Dokumen gugatan hukum itu menyatakan bahwa Assouline sedang dalam proses menaiki pesawat maskapai Southwest Airline lewat garbarata, saat kursi roda listrik yang digunakannya menabrak belokan yang membuatnya terlempar dari kursi roda dan terjatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat insiden itu, Assouline menjadi lumpuh dan harus dirawat di rumah sakit dengan menggunakan ventilator, atau alat bantu pernapasan.
Disebutkan dalam gugatan hukum itu bahwa pihak maskapai Southwest Airlines dan kontraktor G2 Secure Staff seharusnya bisa mencegah insiden yang dialami Assaouline jika mereka memberikan bantuan kursi roda atau instruksi yang diperlukan, atau memperingatkan dia atau para staf soal potensi masalah di garbarata.
Maskapai Southwest Airlines merilis pernyataan menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Assaouline pada Selasa (31/1) waktu setempat.
"Southwest menyampaikan belasungkawa yang tulis kepada keluarga Assaouline, teman dan semua orang yang hidupnya dia sentuh. Kami memiliki komitmen selama lebih dari 51 tahun untuk menangani orang-orang dan pelanggan kami, dan tetap terlibat dengan pihak-pihak terkait," demikian pernyataan tersebut.
Lihat juga video 'Perlawanan Keluarga Mahasiswa UI yang Tewas Jadi Tersangka':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Disebutkan juga bahwa Assouline seharusnya terbang ke Denver untuk mengunjungi saudara perempuannya dan tidak didampingi orang tuanya. Ibunda Assouline, Sandra, mendapatkan izin untuk menemaninya hingga melewati pos pemeriksaan keamanan di bandara dan meninggalkannya di gerbang keberangkatan.
Laporan media lokal WPLG menyebut Assouline didiagnosis menderita gangguan genetik langka yang disebut 'Fibrodysplasia ossificans progressiva' sejak usia 12 tahun, yang membuatnya kesulitan berjalan jauh sehingga membutuhkan kursi roda saat di bandara.
Menyusul insiden itu, keluarga Assouline melakukan penggalangan dana via GoFundMe untuk membiaya tagihan medisnya. Dana sebesar lebih dari US$ 137.000 telah terkumpul dalam penggalangan dana itu. Namun pada 24 Januari lalu, ibunda Assouline mengumumkan jika putrinya telah meninggal dunia.
"Hidup Gaby secara tragis terhenti 11 bulan lalu, tapi dia memberikan perjuangan terbesar dengan rahmat, teman-temannya, dengan tawa dan keyakinan kuat bahwa dia akan keluar dari rumah sakit dan segera pulang. Sangat disayangkan, komplikasi merenggut Gaby dari akhir cerita itu. Surga telah menerima jiwa yang paling indah, paling manis, lugu dan berharga!" demikian bunyi postingan ibunda Assouline pada halaman GoFundMe tersebut.