Kedutaan Besar Amerika Serikat di Turki mengeluarkan peringatan bagi warga Amerika tentang kemungkinan serangan terhadap gereja, sinagog, dan misi diplomatik di kota Istanbul. Peringatan yang dirilis pada Senin (30/1) ini, menandai peringatan serupa kedua yang disampaikan dalam empat hari terakhir, setelah insiden pembakaran Al-Quran di Eropa.
Dilansir Al-Arabiya, Senin (30/1/2022), dalam peringatan keamanan yang diperbarui, Kedutaan AS mengatakan "kemungkinan serangan balasan oleh teroris" dapat terjadi di daerah-daerah yang sering dikunjungi oleh orang Barat, terutama lingkungan kota Beyoglu, Galata, Taksim, dan Istiklal.
Otoritas Turki sedang menyelidiki masalah ini, imbuh Kedutaan AS.
Sebelumnya pada hari Jumat (27/1) waktu setempat, beberapa kedutaan besar di Ankara, ibu kota Turki, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Italia mengeluarkan peringatan keamanan atas kemungkinan serangan balasan terhadap tempat-tempat ibadah, menyusul insiden terpisah di mana Al-Quran dibakar di Swedia, Belanda dan Denmark.
Pada hari Sabtu (28/1), otoritas Turki memperingatkan warganya terhadap "kemungkinan serangan Islamofobia, xenofobia, dan rasis" di Amerika Serikat dan Eropa.
Sebelumnya, Rasmus Paludan memicu kemarahan umat Muslim setelah melakukan pembakaran Al-Quran saat berunjuk rasa di luar kedutaan Turki di Stockholm pada Sabtu (21/1) lalu.
Pemerintah Turki telah memanggil duta besar Stockholm akibat kejadian itu. Di Istanbul, puluhan pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar konsulat Swedia pada hari Minggu (22/1), sambil membakar bendera Swedia.
Lihat juga video 'Detik-detik Penangkapan Terduga Komplotan Pelaku Peledakan di Istanbul':