Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg meminta Korea Selatan (Korsel) untuk "meningkatkan" dukungan militer untuk Ukraina. Dia menyarankan Korsel untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (30/1/2023), Stoltenberg berada di Seoul, ibu kota Korsel sebagai bagian dari turnya ke Asia, sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu-sekutu demokrasi kawasan itu dalam menghadapi konflik Ukraina dan meningkatnya persaingan dari China.
Stoltenberg bertemu pejabat-pejabat tinggi Korea Selatan pada hari Minggu (29/1). Pada hari Senin (30/1), dia mendesak Seoul untuk berbuat lebih banyak untuk membantu Kyiv, dengan mengatakan ada "kebutuhan mendesak akan lebih banyak amunisi".
Dia menunjuk ke negara-negara seperti Jerman dan Norwegia yang memiliki "kebijakan lama untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik", yang mereka revisi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu.
"Jika kita percaya pada kebebasan, demokrasi, jika kita tidak ingin otokrasi dan totaliter menang maka mereka membutuhkan senjata," katanya, berbicara di Chey Institute di Seoul.
Korea Selatan adalah pengekspor senjata yang semakin penting secara global dan baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menjual ratusan tank ke negara-negara Eropa, termasuk Polandia yang merupakan anggota NATO.
Tetapi undang-undang Korea Selatan melarang ekspor senjata ke negara-negara yang tengah berkonflik. Seoul menyebut hal itulah yang mempersulit pengiriman senjata langsung ke Kyiv, meskipun Seoul telah memberikan bantuan yang tidak mematikan dan bantuan kemanusiaan.