Kemarahan Besar di Turki Buntut Politikus Swedia Bakar Al-Qur'an

ADVERTISEMENT

Kemarahan Besar di Turki Buntut Politikus Swedia Bakar Al-Qur'an

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Jan 2023 07:06 WIB
Rasmus Paludan
Aksi pembakaran salinan Al-Quran dilakukan oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan. (Foto: AFP/FREDRIK SANDBERG)
Jakarta -

Aksi pembakaran salinan Al-Quran dilakukan oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan. Pembakaran Al-Qur'an itu menimbulkan kemarahan besar di Turki.

Paludan membakar salinan Al-Qur'an saat Swedia tengah mengandalkan dukungan Turki untuk bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Aksi tersebut terjadi pada saat demonstrasi anti-Turki terjadi di Stockholm, Swedia.

Aksi pembakaran salinan Al-Qur'an tersebut meningkatkan ketegangan antara Swedia dengan Turki yang membutuhkan dukungan Ankara untuk masuk ke aliansi militer. Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu, ketika dia membakar Al-Qur'an.

Paludan sulit dihubungi melalui email untuk dimintai komentar. Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan protesnya dilakukan terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Turki Tuduh Swedia Terlibat Pembakaran Al-Quran

Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu menyebut pemerintah Swedia terlibat dalam aksi pembakaran Al-Quran dalam unjuk rasa yang digelar di Stockholm akhir pekan lalu. Aksi pembakaran Al-Qur'an ini menambah ketegangan antara Turki dan Swedia.

Seperti dilansir CNN, Jumat (27/1/2023), Cavusoglu menyalahkan pemerintah Swedia setelah Kepolisian Stockholm mengizinkan digelarnya unjuk rasa oleh Paludan. Cavusoglu meminta pemerintah Swedia bertanggung jawab atas aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan Paludan dalam unjuk rasa itu.

Dalam pernyataan terbaru pada Kamis waktu setempat, menurut kantor berita Anadolu Agency, Cavusoglu menyebut pemerintah Swedia 'turut terlibat dalam kejahatan ini dengan membiarkan aksi keji ini' berlanjut. Aksi itu memicu kemarahan besar di Ankara, di mana para demonstran turun ke jalanan dan membakar bendera Swedia di luar kantor Kedutaan Besar Swedia sebagai balasan.

Ditegaskan juga oleh Cavusoglu bahwa insiden itu merupakan 'serangan rasisme' yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berpikir.

Cavusoglu menyarankan Swedia untuk 'membersihkan ranjau' pada jalan menuju keanggotaan NATO atau berisiko merusak kesempatannya dengan 'menginjak ranjau-ranjau itu'.

Selengkapnya di halaman berikut

Simak Video 'Momen Al-Qur'an Dibakar di Swedia oleh Politikus Denmark':

[Gambas:Video 20detik]





ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT