Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal yang diluncurkan Rusia ke wilayahnya sepanjang Kamis (26/1) waktu setempat. Rentetan serangan rudal terbaru Rusia itu diklaim menewaskan sedikitnya 11 orang di berbagai wilayah Ukraina.
Seperti dilansir CNN, Jumat (27/1/2023), Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pernyataan via Facebook menyebut Rusia meluncurkan sedikitnya 70 rudal ke berbagai wilayahnya pada Kamis (26/1) waktu setempat.
Dari jumlah itu, sekitar 47 rudal di antaranya berhasil dicegat atau ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Angkatan Bersenjata Ukraina juga menyebut pasukan Rusia telah melancarkan 44 serangan udara, termasuk 18 serangan di antaranya yang menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran. Diklaim oleh militer Kiev bahwa semua drone yang mampu meledakkan diri itu berhasil ditembak jatuh.
Perdana Menteri (PM) Denys Shmyhal, dalam pernyataan terpisah, menyebut target-target utama dari rentetan serangan rudal Rusia adalah fasilitas-fasilitas energi yang ada di wilayah Ukraina.
Dinas Urusan Darurat Negara Ukraina melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang tewas akibat rentetan serangan terbaru pada Kamis (26/1) waktu setempat. Sekitar 11 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang sama yang melanda berbagai wilayah Ukraina.
Serangan udara Rusia itu juga memicu pemadaman listrik darurat di beberapa wilayah Ukraina.
Simak video 'Respons Santai Rusia Usai AS-Jerman Kirim Tank untuk Ukraina':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Rentetan serangan rudal itu melanda Kiev dan kota-kota Ukraina hanya beberapa jam setelah Jerman dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana pengiriman tank-tank tempur modern ke negara tersebut.
Dalam pernyataan pada Rabu (25/1) waktu setempat, AS mengumumkan akan memasok 31 unit tank tempur Abram ke Ukraina, sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan lampu hijau untuk mengirimkan 14 unit tank Leopard 2, yang telah berbulan-bulan diminta Ukraina.
Pemerintah Inggris juga mengatakan akan mengirim tank-tank tempur pada akhir Maret, dengan pelatihan dimulai minggu depan.
Dalam responsnya, Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, seperti dilansir AFP, mengatakan bahwa pihaknya menganggap tank-tank dari Barat itu "sebagai keterlibatan langsung dalam konflik".