Pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina dalam insiden terpisah pada Rabu (25/1) waktu setempat. Dalam satu insiden, warga Palestina ditembak mati setelah diduga mencoba menikam tentara. Dalam insiden lainnya, seorang remaja Palestina tewas ditembak setelah terlihat menodongkan senjata api yang ternyata palsu ke polisi.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/1/2023), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, dalam insiden pertama, Arref Abdel Nasser Arref Lahlouh (22) tewas "akibat tembakan Israel," di dekat kota Qalqilya, Tepi Barat.
Militer Israel (IDF) mengatakan bahwa Lahlou "berusaha melakukan serangan penusukan" di dekat permukiman Yahudi di Kdumim.
"Penyerang, bersenjatakan pisau, tiba di pos militer IDF dan berusaha menikam seorang tentara IDF di tempat kejadian," kata militer Israel.
"Lahlouh dilumpuhkan oleh tentara-tentara di daerah itu," ujar militer Israel.
Lahlou adalah warga Palestina ke-19 yang tewas di Tepi Barat tahun ini, termasuk warga sipil dan petempur, yang sebagian besar ditembak mati oleh pasukan Israel.
Secara terpisah, juga pada hari Rabu (25/1), pasukan Israel membunuh seorang remaja putra selama operasi di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi ABG tersebut sebagai Muhammad Ali Muhammad Ali (17).
Para polisi Israel pergi ke kamp tersebut untuk menghancurkan rumah Udai Tamimi, yang menembak mati polisi militer Noa Lazar di sebuah pos pemeriksaan pada bulan Oktober 2022 lalu.
Polisi Israel mengatakan bahwa orang-orang bertopeng melemparkan bom pipa dan bom molotov ke petugas selama operasi tersebut.
Simak juga 'Pria Palestina Ditembak Mati Sipil Israel':