Jerman mulai mengerahkan dua dari total tiga unit pertahanan udara Patriot yang akan dikirimkan ke kota Zamosc, Polandia, yang terletak dekat dengan perbatasan Ukraina. Sistem rudal canggih itu dikerahkan untuk mencegah serangan rudal nyasar atau salah sasaran.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (24/1/2023), insiden rudal nyasar sempat terjadi pada November tahun lalu, ketika sebuah rudal Ukraina yang salah sasaran menghantam desa Przewodow di Polandia hingga menewaskan sedikitnya dua orang.
Insiden itu memicu kekhawatiran bahwa perang yang terus berlanjut di Ukraina, yang dipicu oleh invasi militer Rusia, akan meluas hingga melintasi perbatasan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, Berlin menawarkan untuk mengirimkan tiga unit rudal Patriot miliknya ke wilayah Polandia untuk membantu mengamankan wilayah udara negara tetangganya tersebut.
Sistem pertahanan udara berbasis darat seperti rudal Patriot buatan Raytheon diketahui dirancang untuk mencegat rudal yang datang ke wilayah tertentu.
"Salah satu alasan mengapa Jerman sekarang akan mendukung sayap timur NATO di Polandia dengan Patriot adalah tentu saja karena kami melihat seberapa cepat konflik antara Rusia dan Ukraina bisa bisa meluas ke negara-negara anggota NATO," jelas Kolonel Joerg Sievers dari militer Jerman.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Rusia Rudal Apartemen di Dnipro, Belasan Orang Tewas
Sievers menyampaikan penjelasan itu kepada wartawan di kota Gnoien, Jerman bagian timur, sebelum unit pertahanan rudal Patriot diberangkatkan ke Polandia.
Disebutkan bahwa Sievers yang akan memimpin unit komando Jerman di Polandia, juga menggarisbawahi sifat pertahanan yang dimiliki sistem rudal Patrioit.
"Kami bukan satu-satunya pasukan pertahanan di lapangan, Inggris dan Amerika juga ada di lapangan," tegasnya.
"Patriot merupakan sistem pertahanan yang ketat, dan kami berharap dapat memberikan perlindungan yang memadai di sana untuk mencegah serangan atau insiden seperti yang terjadi pada November lalu, di masa-masa mendatang," tutur Sievers.