Selama lima tahun menjabat Perdana Menteri (PM), Jacinda Ardern membawa Selandia Baru menjadi ikon global dengan kepemimpinannya yang progresif. Sosok Ardern menarik perhatian dunia saat membawa bayinya ke rapat PBB dan mengenakan kerudung usai serangan teror terhadap dua masjid di Christchurch.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/1/2023), karier politik Ardern berawal setelah dia mendapatkan gelar sarjana komunikasi dan bekerja pada kantor mantan PM Helen Clark, sebelum terbang ke Inggris untuk bekerja sebagai penasihat kebijakan dalam pemerintahan Tony Blair.
Ardern terpilih menjadi anggota parlemen Selandia Baru tahun 2008 dan pada Maret 2017, dia terpilih menjadi Wakil Ketua Partai Buruh. Pada saat itu, Ardern menuturkan dirinya tidak ambisius dan melihat dirinya sebagai staf ruang belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dia bertransformasi dari sosok 'kutu buku kebijakan' menjadi seorang Perdana Menteri dengan adanya gelombang 'Jacinda-mania' setelah didorong ke pucuk kepemimpinan Partai Buruh hanya berselang tujuh pekan sebelum pemilu tahun 2017.
Saat pertama menjabat tahun 2017 lalu, dalam usia 37 tahun, Ardern mencetak rekor sebagai PM termuda di Selandia Baru sejak tahun 1856 silam. Dia memenangkan masa jabatan periode kedua secara telak dalam pemilu tahun 2020, namun popularitasnya kemudian menurun.
Ardern menghadapi penurunan kepercayaan publik pada pemerintahannya, kondisi ekonomi yang memburuk dan bangkitnya oposisi konservatif di dalam negeri.
Tekanan yang dihadapi Ardern terlihat jelas dalam beberapa bulan terakhir, terutama saat dia tampak kehilangan ketenangannya yang jarang terjadi saat tanpa sadar tertangkap mikrofon saat menyebut seorang politisi oposisi sebagai 'b******* arogan'.
"Ini adalah lima setengah tahun paling memuaskan dalam hidup saya. Tapi juga memiliki tantangannya. Saya mengetahui apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, saya mengetahui bahwa saya tidak lagi memiliki cukup kapasitas untuk melakukannya dengan benar. Sesederhana itu," ucap Ardern, yang kini berusia 42 tahun, saat mengumumkan pengunduran diri pada Kamis (19/1) waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'PM Selandia Baru Mengundurkan Diri':
Kepemimpinan Ardern ditandai oleh berbagai peristiwa yang belum pernah terjadi di negara berpenduduk 5 juta orang itu, yakni pembantaian 51 warga Muslim di Christchurch tahun 2019 oleh seorang penganut supremasi kulit putih, erupsi gunung api di White Island dan kemudian pandemi virus Corona (COVID-19).
Dia baru menjabat kurang dari 18 bulan ketika seorang pria bersenjata menembaki para jemaah saat salat Jumat di dua masjid yang ada di Christchurch. Sedikitnya 51 warga Muslim tewas dan 40 orang lainnya mengalami luka-luka.
Respons Ardern yang cekatan dan penuh kasih terhadap amukan penuh kebencian itu mengungkapkan citra kepemimpinan karismatik yang memukau dunia. Ketika dia mengenakan kerudung dan menghibur keluarga korban tewas usai penembakan mengerikan itu, sikapnya menggema secara global.
![]() |
Ardern menjelaskan bahwa itu merupakan sikap spontannya untuk menghormati masyarakat Muslim.
Ardern juga menuai pujian atas kebijakannya yang tewas, termasuk memberlakukan reformasi aturan kepemilikan senjata api dengan cepat dan mendorong raksasa media sosial untuk menangani ujaran kebencian secara online.
Publik Selandia Baru secara berempati mendukung kinerjanya dan memberikan periode kedua untuk masa jabatan tiga tahun kepada Ardern dalam pemilu Oktober 2020 lalu.
Pidato kampanye Ardern saat itu sangat berfokus pada kesuksesan pemerintahannya mengatasi Corona. Kehidupan di Selandia Baru sebagian besar kembali normal setelah rentetan lockdown ketat.
Ardern sempat menjadi pemberitaan utama ketika menjadi PM kedua di dunia yang melahirkan saat masih menjabat -- setelah PM Pakistan Benazir Bhutto pada tahun 1990.
Usai tragedi di Christchurch, Ardern kembali menenangkan negaranya saat erupsi gunung api White Island atau Whakaari menewaskan sedikitnya 21 orang dan membuat puluhan orang lainnya mengalami luka bakar mengerikan.
Ketika negaranya diselimuti pandemi Corona, Ardern secara rutin mengimbau warga Selandia Baru untuk 'bersikap baik' dan menyerukan pendekatan terpadu dari apa yang disebutnya sebagai 'tim lima juta orang'.