Pengganti Jacinda Ardern, yang baru saja mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, masih belum jelas. Partai Buruh yang kini berkuasa akan menggelar pemilihan ketua baru menggantikan Ardern, yang nantinya akan menjabat sebagai PM yang baru hingga pemilu selanjutnya digelar.
Seperti dilansir The Guardian dan Reuters, Kamis (19/1/2023), Ardern yang memimpin Partai Buruh sejak tahun 2017, akan resmi mengakhiri jabatannya sebagai PM dan ketua partai pada 7 Februari mendatang. Namun dia akan tetap menjadi anggota parlemen Selandia Baru hingga pemilu digelar Oktober mendatang.
Namun, usai pengumuman pengunduran diri yang mengejutkan publik, sosok pengganti Ardern masih belum jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Partai Buruh, Grant Robertson, yang juga menjabat Wakil PM dan Menteri Keuangan (Menkeu) Selandia Baru yang dianggap sebagai kandidat terdepan sebagai pengganti Ardern, menyatakan tidak akan mencalonkan diri untuk posisi itu. Robertson menjabat Wakil PM sejak November 2020.
"Saya tidak mencalonkan diri saya sebagai kandidat pemimpin Partai Buruh," tegas Robertson dalam pernyataan pada Kamis (19/1) waktu setempat.
Kaukus Partai Buruh memiliki waktu tujuh hari untuk mencari apakah seorang kandidat mendapatkan lebih dari dua pertiga dukungan dalam kaukus itu, untuk menjadi ketua partai dan PM yang baru. Ketua Partai Buruh yang baru nantinya akan menjabat PM hingga pemilu digelar pada 14 Oktober.
Pemungutan suara kaukus untuk menentukan ketua baru Partai Buruh akan digelar dalam waktu tiga hari ke depan, atau pada Minggu (22/1) mendatang. Jika tidak ada kandidat yang memenuhi ambang batas dukungan tersebut, maka pemilihan ketua akan diperluas kepada anggota Partai Buruh lainnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: PM Selandia Baru Mengundurkan Diri
Pengumuman pengunduran diri Ardern itu disampaikan saat Selandia Baru memasuki tahun pemilu yang diperkirakan akan berlangsung ketat. Jajak pendapat dalam beberapa bulan terakhir menempatkan Partai Buruh yang dipimpin Ardern sedikit tertinggal dari oposisi, Partai Nasional.
Namun Ardern menegaskan bahwa menurunnya posisi Partai Buruh dalam jajak pendapat tidak mendasari keputusannya mundur. Dia bahkan menyatakan keyakinan jika Partai Buruh akan kembali menang dalam pemilu mendatang.
"Saya tidak berhenti karena saya meyakini kita tidak bisa menang pemilu, tapi karena saya meyakini kita bisa dan akan (menang), dan kita memerlukan sosok baru untuk tantangan itu," sebutnya.
Pengamat politik Ben Thomas menyebut pengumuman Ardern sebagai kejutan besar karena jajak pendapat masih menempatkannya sebagai PM pilihan meskipun dukungan untuk partainya menurun. Thomas menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada penerus yang jelas untuk kepemimpinan Selandia Baru.