Seorang mantan komandan tentara bayaran Rusia, atau yang dikenal sebagai perusahaan militer swasta Wagner, melarikan diri ke Norwegia dan mencari suaka. Mantan komandan tentara bayaran Rusia ini menolak untuk memperbarui kontrak kerjanya dan khawatir dibunuh secara keji seperti rekannya yang membelot.
Seperti dilansir CNN, Selasa (17/1/2023), Andrei Medvedev menuturkan dalam wawancara dengan seorang aktivis Rusia, yang membantu orang-orang yang mencari suaka di luar negeri, bahwa dirinya mengkhawatirkan nyawanya setelah menolak untuk memperbarui kontraknya dengan Wagner.
Dijelaskan Medvedev bahwa setelah menyelesaikan kontraknya, dan menolak untuk memperbaruinya, dirinya takut akan dieksekusi mati dengan cara yang sama seperti Yevgeny Nuzhin, seorang tentara Wagner yang membelot dan dibunuh di depan kamera dengan sebuah palu.
Dalam wawancara dengan kepala kelompok advokasi hak asasi manusia (HAM) Gulagu.net, Vladimir Osechkin, yang diunggah ke YouTube, Medvedev menuturkan dirinya menandatangani kontrak dengan Wagner pada 6 Juli 2022.
"Saya ditunjuk sebagai komandan regu pertama untuk peleton ke-4 detasemen serbu ke-7," tutur Medvedev.
"Ketika para narapidana mulai berdatangan, situasi di Wagner benar-benar berubah. Mereka berhenti memperlakukan kami seperti manusia. Kami dilempar begitu saja ke pertempuran seperti umpan meriam," imbuhnya.
Kelompok tentara bayaran Wagner, yang dipimpin oleh ologarki Rusia Yevgeny Prigozhin, muncul sebagai pemain kunci dalam invasi Moskow ke Ukraina. Wagner itu seringkali digambarkan sebagai tentaranya Presiden Vladimir Putin yang bersifat off-the-books atau tidak resmi.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Rusia Rudal Apartemen di Dnipro, Belasan Orang Tewas':
(nvc/ita)