Otoritas Turki memberikan reaksi keras atas insiden boneka menyerupai Presiden Recep Tayyip Erdogan yang digantung secara terbaik di Stockholm, Swedia. Ankara menyerukan pemerintah Swedia untuk menindak tegas para pelaku di balik insiden itu.
Di sisi lain, jaksa Turki meluncurkan penyelidikan lebih lanjut atas insiden di Stockholm tersebut, dengan tujuan menindak tegas para pelakunya.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (14/1/2023), rekaman video yang pertama dibagikan akun Twitter bernama Komisi Solidaritas Swedia untuk Rojava -- merujuk pada wilayah Kurdi di Suriah -- menunjukkan sebuah boneka menyerupai Erdogan digantung di luar Balai Kota Stockholm dengan beberapa orang berdiri di sampingnya.
Boneka Erdogan itu digantung secara terbalik dengan bagian kaki diikat pada tali.
Insiden ini semakin menambah ketegangan diplomatik terhadap upaya Swedia bergabung dengan aliansi NATO, yang sempat ditentang Turki. Selama beberapa bulan terakhir, Stockholm melanjutkan upaya untuk mendapatkan dukungan Ankara dalam proses bergabung dengan NATO usai invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Dalam tanggapan atas insiden itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mevlut Cavusoglu menegaskan pada Jumat (13/1) waktu setempat bahwa Swedia 'tidak bisa lepas dari tanggung jawab' dengan hanya mengecam insiden tersebut.
"Para pendukung organisasi teroris berusaha mencegah keanggotaan NATO untuk Swedia. Swedia akan tunduk pada ini atau menepati janjinya," ucap Cavusoglu.
Turki yang merupakan anggota NATO, memanggil Duta Besar Swedia pada Kamis (12/1) terkait insiden tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/idh)