Otoritas imigrasi Malaysia akan mengoperasikan jalur khusus di titik masuk internasional untuk para pelancong yang datang dari wilayah China. Jalur khusus ini diterapkan di tengah kekhawatiran soal situasi pandemi virus Corona (COVID-19) di China, yang baru-baru ini diwarnai lonjakan kasus.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (10/1/2023), Kementerian Kesehatan Malaysia menyebut langkah itu merupakan bagian dari upaya untuk mengendalikan penyebaran Corona di wilayah Malaysia.
Wakil Direktur Jenderal Kesehatan Umum Dr Norhayati Rusli, seperti dikutip The Star, menjelaskan bahwa para pelancong yang diduga positif Corona akan dirujuk ke para pejabat Kementerian Kesehatan yang ditempatkan di lokasi-lokasi jalur khusus itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemindai termal juga akan dipasang di titik masuk internasional kami, dengan para pelancong bergejala dirujuk kepada para pejabat kami untuk pemeriksaan lebih lanjut," ucap Dr Norhayati.
Para pelancong itu, sebut Dr Norhayati, kemudian akan menjalani swab tenggorokan juga tes antigen.
Belum diketahui secara jelas kapan jalur khusus itu akan mulai dioperasikan dan apakah jalur khusus itu juga akan diterapkan di titik pemeriksaan darat.
Pada Minggu (8/1) waktu setempat, Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Tiong King Sing menyatakan kementeriannya akan menempatkan para petugas yang fasih berbahasa Mandarin di seluruh bandara internasional di Malaysia untuk membantu turis China yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Tiong, menurut laporan Free Malaysia Today, mengusulkan agar jalur khusus diterapkan di bandara internasional untuk membantu mempercepat proses kedatangan para turis China.
Simak juga video 'Berakhirnya Zero Covid di China':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Awal bulan ini, Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim menegaskan bahwa keputusan pemerintahannya untuk memperketat kontrol perbatasan di tengah kekhawatiran akan lonjakan kasus Corona, tidak dimaksudkan untuk mendiskriminasi negara tertentu.
Anwar juga menyatakan bahwa kesehatan warga Malaysia menjadi perhatian utama pemerintah dan tidak akan tergantikan oleh pariwisata atau pertumbuhan ekonomi.
Pada Desember lalu, Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa mengumumkan bahwa para pelancong yang pernah mengunjungi China dalam waktu 14 hari trakhir sebelum tiba di Malaysia, harus menjalani tes antigen.
Tidak hanya itu, orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan orang-orang yang pernah bepergian ke China dalam 14 hari terakhir, atau mengalami penyakit seperti influenza atau infeksi pernapasan akut yang parah juga diwajibkan menjalani tes Corona.
Otoritas Malaysia juga akan melakukan tes PCR pada sampel limbah dari pesawat-pesawat yang datang dari China.