Para pejabat senior Taliban ramai-ramai mengecam Pangeran Harry yang mengungkapkan bahwa dia membunuh 25 orang selama tugas militernya di Afghanistan. Harry menyebut tindakannya itu seperti "menghilangkan bidak-bidak dari papan catur".
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (7/1/2023), dalam memoarnya yang akan dirilis minggu depan, Harry mengungkapkan jumlah pasti orang yang dia bunuh selama bertugas di Afghanistan.
"Angka dari saya 25. Itu bukan angka yang membuat saya puas, tapi juga tidak membuat saya malu," tulis pangeran Inggris itu dalam buku berjudul "Spare" yang akan dirilis pekan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas Haqqani, seorang pemimpin senior Taliban, mengecam Duke of Sussex atas pernyataan tersebut. Dia mengatakan bahwa yang dibunuh Harry adalah orang-orang Afghanistan yang memiliki keluarga.
"Tuan Harry! Yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia," cuit Haqqani di Twitter, menuduh sang pangeran melakukan "kejahatan perang".
"Yang benar adalah apa yang Anda katakan; Orang-orang kami yang tidak bersalah adalah bidak catur bagi tentara, militer, dan pemimpin politik Anda.
"Tetap saja, Anda kalah dalam 'permainan' itu," tulisnya.
Juru bicara pemerintah Afghanistan, Bilal Karimi juga mengkritik Harry atas ucapannya.
"Kejahatan semacam itu tidak terbatas pada Harry, tetapi setiap negara pendudukan memiliki sejarah kejahatan semacam itu di negara kami," tulisnya di Twitter.
Simak Video: Bom Meledak di Dekat Bandara Militer Kabul
"Warga Afghanistan tidak akan pernah melupakan kejahatan penjajah dan akan selalu menjaga semangat melindungi agama dan negara mereka tetap hidup," imbuhnya.
Abdul Qahar Balkhi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban, juga mengkritik komentar Harry tersebut.
"Pendudukan barat di Afghanistan benar-benar merupakan momen menjijikkan dalam sejarah manusia dan komentar Pangeran Harry adalah mikrokosmos dari trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh orang-orang tak berdosa tanpa pertanggungjawaban apa pun," cetusnya.
Harry bertugas selama 10 tahun di militer Inggris, naik ke pangkat kapten.
Dia melakukan dua tugas melawan Taliban, pertama sebagai pengontrol udara yang menyerukan serangan udara pada tahun 2007 dan 2008, dan kemudian menerbangkan helikopter serang pada tahun 2012 dan 2013.