Iran melontarkan peringatan keras kepada Prancis bahwa akan ada konsekuensi setelah majalah satir Charlie Hebdo mempublikasikan sejumlah kartun menggambarkan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Teheran menyebut kartun Khamenei itu sebagai penghinaan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (5/1/2023), Charlie Hebdo yang merupakan majalah mingguan itu mempublikasikan puluhan kartun pada hari yang sama untuk mengolok-olok Khamenei, yang menjadi tokoh agama dan tokoh politik tertinggi di Iran.
Dalam keterangannya, Charlie Hebdo menyebut kartun-kartun itu merupakan bagian dari kompetisi yang diluncurkan pada Desember lalu untuk mendukung unjuk rasa yang marak di Iran, yang diawali oleh aksi memprotes kematian Mahsa Amini.
Amini yang berusia 22 tahun itu tewas beberapa hari usai ditahan polisi moral atas dugaan melanggar aturan hijab yang beraku di Iran.
Reaksi keras disampaikan Iran, dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amir-Abdollahian menyebut kartun itu 'menghina' dan 'tidak senonoh'. Dia juga melontarkan peringatan untuk pemerintah Prancis terkait kartun Khamenei itu.
"Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun-kartun yang menentang agama dan otoritas politik tidak akan dibiarkan tanpa respons yang efektif dan tegas," tegas Amir-Abdollahian dalam tanggapannya.
"Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melewati batasan. Mereka pasti telah memilih jalan yang salah," sebutnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/idh)