Rusia Salahkan Ponsel Tentaranya sebagai Pemicu Serangan Mematikan Ukraina

Rusia Salahkan Ponsel Tentaranya sebagai Pemicu Serangan Mematikan Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 04 Jan 2023 10:18 WIB
Workers clean rubbles after Ukrainian rocket strike in Makiivka, in Russian-controlled Donetsk region, eastern Ukraine, Tuesday, Jan. 3, 2023. Russias defense ministry says 63 of its soldiers have been killed by a Ukrainian strike on a facility in the eastern Donetsk region where military personnel were stationed. (AP Photo)
Puing-puing berserakan di sekitar gedung sekolah kejuruan yang menjadi barak sementara pasukan Rusia di Makiivka, Donetsk, yang hancur usai diserang rudal Ukraina (AP Photo)
Moskow -

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan penggunaan ponsel secara ilegal oleh tentaranya sebagai pemicu serangan mematikan Ukraina di Makiivka, Donetsk. Moskow baru saja mengumumkan bahwa jumlah tentara Rusia yang tewas dalam serangan saat pergantian tahun itu bertambah menjadi 89 personel.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (4/1/2023), Kementerian Pertahanan Rusia menyebut empat rudal Ukraina menghantam gedung sekolah kejuruan yang menjadi barak sementara untuk tentara Moskow di Makiivka yang berada di wilayah Donetsk, Ukraina bagian timur, yang dikuasai pasukan Rusia.

Dituturkan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa penyelidikan resmi telah diluncurkan terkait serangan yang menewaskan puluhan tentara itu. Namun disebutkan juga bahwa penyebab utama terjadinya serangan itu jelas karena adanya penggunaan telepon genggam atau ponsel secara ilegal oleh tentara Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, sebuah komisi tengah bekerja untuk menyelidiki keadaan dari apa yang telah terjadi," ucap Letnan Jenderal Sergei Sevryukov dalam pernyataan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (4/1) pagi waktu setempat.

"Tapi sudah jelas bahwa penyebab utamanya... adalah pengaktifan dan penggunaan massal telepon genggam oleh para personel dalam jangkauan senjata musuh yang bertentangan dengan larangan yang ada," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Faktor ini memungkinkan musuh untuk melacak dan menentukan koordinat lokasi para tentara untuk serangan rudal," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.

Sevryukov dalam pernyataannya menyebut langkah-langkah telah diambil untuk memastikan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. Dia juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab akan dihukum, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat Video: 63 Tentara Rusia Tewas Dirudal Pada Malam Tahun Baru

[Gambas:Video 20detik]



Pernyataan terbaru Kementerian Pertahanan Rusia itu dirilis di tengah kemarahan publik dan anggota parlemen Moskow. Kebanyakan kemarahan di media sosial diarahkan terhadap para komandan militer Rusia, bukan Presiden Vladimir Putin yang belum memberikan tanggapan resminya atas serangan Ukraina itu.

Sejumlah koresponden perang Moskow, yang memiliki pengaruh besar dalam beberapa bulan terakhir, menuduh para komandan top Rusia tidak kompeten, tidak belajar dari kesalahan sebelumnya, dan berusaha mengalihkan kesalahan kepada para tentara.

Disebutkan sejumlah koresponden perang Rusia lainnya bahwa tentara-tentara -- yang sebagian besar terdiri atas personel yang baru dimobilisasi -- ditempatkan di dalam gedung yang tidak terlindungi, yang hancur karena ledakan amunisi yang disimpan di dekatnya saat serangan Ukraina terjadi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads