Infeksi COVID-19 yang menyebar cepat di China telah menyebabkan kekurangan pasokan darah di rumah sakit di berbagai provinsi dan kota.
Dilansir media Reuters dan The Star, Sabtu (24/12/2022), Radio Nasional China melaporkan, Pusat Darah Provinsi Shandong, wilayah terpadat kedua di China, telah mengeluarkan peringatan siaga merah (red alert) karena persediaan yang tidak mencukupi untuk dua golongan darah dalam beberapa hari terakhir.
Para pejabat mengatakan bahwa kekurangan terjadi karena lebih sedikit orang yang menyumbang darah karena situasi COVID-19 dan cuaca dingin. Sementara liburan di universitas juga mengurangi jumlah donatur mahasiswa.
Red alert adalah tingkat peringatan tertinggi, yang berarti persediaan darah yang ada hanya dapat memenuhi dosis yang diperlukan untuk pasien yang sakit akut dan kritis selama tiga hari, menurut laporan Radio Nasional China.
Komisi Kesehatan kota Suzhou di provinsi Anhui menyerukan donor darah sukarela dalam sebuah pernyataan yang dirilis 20 Desember di situs resminya.
Pandemi COVID-19 menimbulkan "tantangan besar" untuk pengumpulan darah, yang mengakibatkan terbatasnya pasokan untuk perawatan medis, demikian pernyataan itu.
Diketahui China mengalami gelombang infeksi COVID-19 setelah melonggarkan sebagian besar aturan pembatasan pandemi menyusul aksi-aksi protes massal yang terjadi.
Kasus COVID-19 telah melonjak di kota-kota besar, termasuk Beijing dan Shanghai, di mana pasien berbondong-bondong ke rumah sakit dan penduduk berebut obat-obatan.
(ita/ita)