Mengenal Rudal Patriot Demi Ukraina Tangkap Serangan Rusia

Mengenal Rudal Patriot Demi Ukraina Tangkap Serangan Rusia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 23 Des 2022 20:08 WIB
Presiden AS Joe Biden memberikan bantuan militer untuk Ukraina. Bantuan militer itu mencakup sistem pertahanan rudal Patriot yang canggih.
Sistem rudal Patriot AS (Foto: AP Photo/File)
Kiev -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi mengumumkan paket bantuan militer tambahan, termasuk rudal Patriot yang canggih, untuk membantu Ukraina. Bagaimana kemampuan rudal Patriot tersebut?

Dilansir CNN dan AFP, Kamis (22/12/2022), bantuan dari AS itu senilai USD 1,8 miliar atau Rp 28 triliun. Pengumuman bantuan itu disampaikan usai Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, AS.

Zelensky terbang ke Washington DC dan mengunjungi langsung Gedung Putih untuk bertemu Biden pada Rabu (21/12) waktu setempat. Keduanya melakukan pembicaraan di Ruang Oval sebelum menggelar konferensi pers bersama di hadapan wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengumumannya, Biden menyatakan bahwa 'akan memerlukan waktu untuk menyelesaikan pelatihan yang diperlukan' guna mengoperasi sistem pertahanan rudal Patriot itu. Namun, Biden juga menegaskan sistem rudal Patriot akan menjadi 'aset penting' untuk pertahanan Ukraina.

Biden juga menyatakan komitmen AS untuk mendukung Ukraina 'mempertahankan negara mereka melawan agresi Rusia selama yang diperlukan'. Menanggapi pengumuman Biden, Zelensky yang berdiri di sebelahnya mengucapkan terima kasih kepada AS.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut sistem rudal Patriot akan menjadi 'langkah sangat penting' dalam menciptakan wilayah udara yang aman.

"Elemen terkuat dari paket ini adalah sistem baterai Patriot, sesuatu yang akan memperkuat pertahanan udara kami secara signifikan," sebut Zelensky.

"Ini menjadi langkah yang sangat penting untuk menciptakan wilayah udara yang aman bagi Ukraina dan itu akan menjadi satu-satunya cara kami dapat menghalangi negara teroris untuk menyerang sektor energi kami, rakyat kami dan infrastruktur kami," cetusnya.

Zelensky menyatakan dirinya memiliki 'kabar baik untuk dibawa pulang ke rumah' dengan adanya paket bantuan terbaru dari AS tersebut.

"Rusia perlu dimintai pertanggungjawaban terhadap kami, rakyat kami, terhadap Eropa dan dunia yang bebas," tegas Zelensky.

Kembali ke Biden, dia menyatakan ada batasan-batasan untuk apa saja yang akan diberikan oleh sekutu-sekutu Ukraina. Dia berharap bantuan ini dapat membantu Ukraina mempertahankan diri.

"Gagasan bahwa kami akan memberikan material kepada Ukraina yang... secara fundamental berbeda daripada yang sudah ada di sana, kami memiliki prospek memecah-belah NATO dan memecah-belah Uni Eropa dan seluruh dunia," sebutnya.

"Kami akan memberikan Ukraina apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri agar dapat berhasil," jelas Biden.

Kecanggihan Rudal Patriot

Sistem pertahanan udara Patriot diketahui punya sejarah panjang dan digunakan dalam berbagai aksi militer AS. Sistem rudal Patriot itu merupakan singkatan dari 'Phased Array Tracking Radar to Intercepct of Target'. Sistem misil darat ke udara ini dikembangkan oleh konglomerat antariksa dan pertahanan AS, Raytheon, sejak tahun 1960-an.

Dilansir DW, sistem awalnya ini dikembangkan untuk menangkis pesawat tempur yang terbang tinggi. Namun, pada tahun 1980-an sistem tersebut dimodifikasi untuk menangkal ancaman baru di era itu, yakni misil balistik taktikal. Raytheon menegaskan akan terus memperbaiki dan mengembangkan sistemnya agar tetap aktual, paling tidak hingga tahun 2048.

Sistem pertahanan rudal darat ke udara ini terdiri dari pusat komando, sebuah stasiun radar untuk melacak ancaman dan pelontar rudal. Patriot disebut handal dan memberikan proteksi terhadap serangan pesawat tempur, peluru kendali, drone besar, dan misil balistik berdaya jelajah pendek. Namun, tidak efektif menangkal drone bunuh diri berukuran kecil dan rudal yang terbang rendah.

Pengerahan rudal Patriot paling terkenal adalah saat pembebasan Kuwait dari invasi Irak pada tahun 1991 silam. Media memberitakan dengan gencar kehandalan sistem pertahanan darat ke udara buatan Amerika Serikat ini melawan invasi militer Saddam Hussein.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan sistem pertahanan udara Patriot mencakup area penangkalan sekitar 68 kilometer. Radarnya dapat melacak hingga 50 target dan dapat mengunci lima target sekaligus.

Namun, daya jelajah rudalnya termasuk pendek, yakni antara 15 hingga 22 kilometer. Patriot dapat melacak target hingga ketinggian 2 kilometer.

Sistem ini tetap punya kelemahan. Misalnya untuk menghancurkan satu rudal saja, sistem Patriot memerlukan beberapa roket penangkal. Karena itu, sistemnya dinilai sangat rumit.

Selain itu, rudal patriot belum mampu menangkal serangan drone kecil atau rudal yang terbang redah dekat tanah. CSIS juga menyebut pengoperasian satu unit sistem pertahanan ini diperlukan 90 serdadu.

Salah satu kegagalan Patriot yang sangat spektakuler adalah saat gagal menangkis serangan rudal SCUD yang ditembakkan tentara Irak ke barak militer tentara AS di Dhahran Arab Saudi pada perang Teluk pertama tahun 1991. Akibatnya, 28 serdadu AS tewas dan 100 lainnya cedera. Penyebab kegagalan Patriot disebut-sebut adalah kesalahan software-nya.

Para pengamat militer terkemuka menyebut tantangan terbesar dari sistem pertahanan darat ke udara Patriot bukannya teknik militer negara lawan. Melainkan biayanya yang sangat mahal.

Polandia misalnya, harus mengeluarkan anggaran sebesar 4,6 miliar euro untuk pembelian satu unit pertama Patriot. Ini setara dengan sekitar 25 persen dari seluruh anggaran Kementerian Pertahanan Polandia tahun 2023 mendatang.

Selain itu, biaya pengoperasian Patriot juga mahal. Kelompok riset persenjataan AS-RAND melaporkan, satu kali uji coba menangkal serangan udara saja, bisa memakan biaya sampai 100 juta dolar AS. Sementara ancaman yang masih susah payah ditangkal oleh Patriot, semisal drone bunuh diri kecil harganya ibarat remah-remah dibanding biaya operasi Patriot.

Karena biayanya sangat mahal, sejumlah negara NATO sepakat membeli unit sistem pertahanan udara Patriot berikutnya secara urunan untuk menutupi biaya pembelian. Negara-negara yang sejauh ini sudah memiliki Patriot selain Polandia adalah, Belanda, Jerman, Yunani, Spanyol, Rumania, Swedia, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Qatar.

Respons Putin soal AS Berikan Patriot ke Ukraina

Putin juga buka suara dengan bantuan terbaru AS untuk Ukraina. Putin mengatakan bantuan dari AS itu sia-sia dan hanya memperpanjang konflik.

"Mereka yang menentang kami mengatakan ini adalah senjata pertahanan. Akan selalu ada penawarnya," ujar Putin.

"Orang-orang yang melakukan ini melakukannya dengan sia-sia. Itu hanya memperpanjang konflik, itu saja," katanya kepada wartawan.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads