Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan luar negeri pertamanya setelah diinvasi Rusia pada Februari 2022. Dia menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Berikut adalah tujuh fakta di balik pertemuan Zelensky dan Biden, dilansir CNN, AFP, hingga DW, Kamis (22/11).
1. Waktu dan lokasi
Pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berlangsung di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, pada Rabu (21/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pertemuan di Ruang Oval, keduanya menggelar jumpa pers bersama di hadapan wartawan. Dari situ, informasi mengenai isi pembicaraan mereka diketahui. Selanjutnya, Zelensky berpidato di Gedung Capitol, di hadapan anggota Kongres AS.
Selanjutnya, bantuan rudal:
2. Diberi Rudal Patriot
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati pula, AS memberikan bantuan kepada Ukraina berupa Rudal Patriot. Rudal itu menggunakan sistem tenaga khusus.
"Elemen terkuat dari paket ini adalah sistem baterai Patriot, sesuatu yang akan memperkuat pertahanan udara kami secara signifikan," kata Zelensky usai pertemuan.
Ukraina bakal menggunakan rudal itu untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia, atau disebut Zelensky sebagai negara teroris.
3. Bantuan US$ 1,8 miliar
Pertemuan ini menjadi momentum pengumuman paket bantuan militer tambahan senilai US$ 1,8 miliar (Rp 28 triliun). Itu termasuk Rudal Patriot. Biden menyatkaan komitmennya.
"Kami akan memberikan Ukraina apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri agar dapat berhasil," kata Biden.
![]() |
4. Minta sanksi ke Rusia diperkuat
Zelensky juga berpidato di Kongres AS di Gedung Capitol. Standing ovation atau tepuk tangan berdiri diberikan anggota Kongres ke Zelensky. Dia meminta sanksi ke Rusia diperkuat.
"Anda bisa memperkuat sanksi-sanksi untuk membuat Rusia merasakan betapa menghancurkannya agresi mereka. Itu berada dalam wewenang Anda, sungguh, untuk membantu kami mengadili semua orang yang memulai perang tidak beralasan dan kriminal ini," kata Zelensky.
5. Pesan penting ke Putin
Pertemuan Zelensky dan Biden di AS ini menyiratkan pesan penting untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Pesan penting itu berupa gertakan yang memancar supaya Putin gentar. Ini dijelaskan Biden selaku Presiden AS kawan Zelensky.
"Sangat penting baginya (Putin-red) dan semua orang untuk melihat bahwa Presiden Zelensky dan saya bersatu, dua negara bersama, untuk memastikan dia tidak akan berhasil," sebut Biden merujuk pada Putin.
Lebih lanjut, Biden melontarkan pujian untuk Zelensky. Keduanya melakukan pembicaraan di Ruang Oval sebelum menggelar konferensi pers bersama.
"Dalam jiwanya adalah dirinya yang dia katakan. Jelas siapa dia. Dia bersedia memberikan nyawanya untuk negaranya -- dan semua orang yang datang bersamanya hari ini. Jadi, saya pikir penting baginya untuk mengetahui bahwa kami akan melakukan segala daya kami, segala kekuatan kami untuk melihat dia berhasil," ucap Biden merujuk pada Zelensky.
Selanjutnya, pesan penting ke Putin:
6. Ukraina tegaskan tak menyerah
Lewat pertemuan ini, Ukraina menyatakan tidak akan menyerah menghadapi agresi Rusia. Apalagi, AS juga membantu Ukraina. Ukraina tambah tenaganya. Bila ditotal-total, AS sudah mengeluarkan paket bantuan untuk Ukraina senilai US$ 1,7 triliun.
"Ukraina tidak akan jatuh," kata Zelensky dilansir DW. "Kami mengalahkan Rusia dalam pertempuran memperebutkan pikiran dunia," kata dia.
7. Tanggapan Putin dari Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menanggapi pertemuan Zelenksy dan Biden di AS yang membicarakan dirinya dari jauh. Presiden Putin menyatakan Rusia tidak bisa disalahkan dalam perang di Ukraina.
"Tidak ada yang perlu disalahkan pada kita. Kita selalu menganggap rakyat Ukraina sebagaimana saudara dan saya masih berpikir demikian," kata Putin. "Apa yang terjadi sekarang adalah sebuah tragedi, tapi itu bukan salah kita," kata dia.
Bahkan, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menilai pertemuan itu menunjukkan AS benar-benar terlibat dalam perang. "Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat terus melanjutkan garis pertempuran de-facto dalam perang tidak langsung dengan Rusia hingga Ukraina terakhir," kata Peskov.