Presiden Peru Menolak Mundur, Minta Kongres Percepat Pemilu

ADVERTISEMENT

Presiden Peru Menolak Mundur, Minta Kongres Percepat Pemilu

Arief Ikhsanudin - detikNews
Sabtu, 17 Des 2022 23:13 WIB
Peruvian President Dina Boluarte speaks during a conference at the Government Palace in Lima, on December 17, 2022. - Boluarte said on Saturday she would remain in office and asked Congress to bring forward general elections to end the crisis and protests sparked by the impeachment of her predecessor, Pedro Castillo. (Photo by Lucas AGUAYO / AFP)
Presiden Peru Dina Boluarte (AFP/LUCAS AGUAYO)
Jakarta -

Presiden Peru Dina Boluarte menolak untuk mundur meski massa pendukung mantan presiden Pedro Castillo memintanya. Dia meminta kongres untuk segera mempercepa pemilihan umum (Pemilu).

Dilansir AFP, protes keras terhadap pengangkatan Boluarte muncul usai Castillo dimakzulkan. Boluarte meminta kongres segera percepat pemilu untuk meredam kerusuhan.

"Apa yang diselesaikan dengan pengunduran diri saya? Kami akan berada di sini, dengan tegas, sampai Kongres memutuskan untuk memajukan pemilu," kata Boluarte kepada warga Peru, Sabtu (17/12/2022).

Pernyataan itu disampaikan sehari setelah anggota parlemen memberikan suara menentang RUU untuk mengadakan pemilu Desember mendatang. Diketahui, pemilu seharusnya dilaksanakan dua tahun lagi.

Pada hari Jumat (16/12), Ketua DPR Jose Williams mengatakan pemungutan suara dapat ditinjau kembali selama sesi Kongres yang akan datang.

Dalam pidato nasional yang disiarkan televisi, Boluarte menyatakan penyesalan atas protes dan kematian, yang sebagian besar terjadi dalam bentrokan dengan pasukan keamanan termasuk militer, yang telah diberi wewenang untuk menegakkan ketertiban di bawah keadaan darurat.

Jika pasukan bersenjata turun ke jalan, katanya, "itu untuk menjaga dan melindungi" warga Peru karena protes itu "meluap" dengan elemen kekerasan yang terkoordinasi dan tidak spontan.

"Kelompok-kelompok ini tidak muncul dalam semalam. Mereka secara taktis mengatur untuk memblokir jalan," tambah Boluarte.

Seperti diketahui, negara di Amerika Selatan itu dilanda kerusuhan sejak Presiden Castillo dimakzulkan dan ditangkap pada 7 Desember setelah berusaha membubarkan Kongres. Sampai saat ini, setidaknya 18 orang tewas, termasuk anak di bawah umur.

Para pengunjuk rasa menyerukan pembebasan mantan presiden Castillo yang digulingkan, pengunduran diri Boluarte dan penutupan Kongres, dan pemilihan umum segera.

(aik/aik)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT