Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin menyatakan negaranya tengah meningkatkan produksi senjata generasi baru, yang disebut senjata 'paling kuat'. Peningkatan produksi senjata dimaksudkan untuk melindungi Rusia dari musuh-musuh di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia.
"Kami tengah meningkatkan produksi alat penghancur yang paling kuat. Termasuk yang berdasarkan prinsip-prinsip baru," sebut Medvedev dalam pernyataan terbaru via Telegram, seperti dilansir AFP, Senin (12/12/2022).
"Musuh kami tidak hanya bertahan di Provinsi Kiev, pribumi Malorossiya kami," ucapnya, dengan menyebut sebutan untuk wilayah era modern Ukraina yang sebelumnya menjadi bagian Kekaisaran Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (12/12/2022):
- Pertama dalam 106 Tahun, Perawat Inggris Akan Mogok Kerja!
Para perawat di Inggris akan menggelar aksi mogok kerja pekan ini, yang merupakan pertama kali dalam 106 sejarah serikat perawat di negara tersebut. Aksi mogok kerja itu disebut sebagai 'upaya terakhir' dalam memperjuangkan kenaikan upah saat krisis akibat lonjakan inflasi menyelimuti Inggris.
Seperti dilansir AFP, Senin (12/12/2022), hingga 100.000 anggota Royal College of Nursing (RCN) di Inggris, Wales dan Irlandia Utara akan menggelar aksi mogok kerja selama satu hari pada Kamis (15/12) mendatang, setelah menolak tawaran upah pemerintah.
RCN menuturkan bahwa unit kemoterapi, dialisis, unit perawatan intensif dan ketergantungan tinggi, serta perawatan intensif neonatal dan anak akan dilindungi. Namun unit dan layanan lainnya akan dikurangi jumlah stafnya ke level saat Natal.
- Negara-negara Arab Akan Ambil Tindakan Jika Iran Punya Senjata Nuklir!
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud menyatakan negara-negara Teluk Arab akan mengambil tindakan untuk menjamin keamanan jika Iran berhasil mendapatkan senjata nuklir. Pangeran Faisal mengakui situasi akan tidak menentu jika Teheran memiliki senjata nuklir.
Seperti dilansir Reuters, Senin (12/12/2022), pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) untuk menyelamatkan pakta nuklir tahun 2015 antara negara-negara kekuatan global dan Teheran, diketahui terhenti sejak September lalu. AS keluar dari pakta nuklir itu tahun 2018 lalu.
Kepala nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menyuarakan kekhawatiran atas pengumuman terbaru Iran soal meningkatkan kapasitas pengayaan uranium.
"Jika Iran mendapatkan senjata nuklir operasional, semua pertaruhan dibatalkan," ucap Pangeran Faisal saat ditanya soal skenario tersebut ketika menghadiri Konferensi Kebijakan Dunia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
- Erdogan-Putin Teleponan: Pasukan Kurdi Harus Dibersihkan dari Suriah!
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Kremlin harus "membersihkan" pasukan Kurdi dari wilayah Suriah utara.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (12/12/2022), Erdogan telah mengancam akan melancarkan serangan darat ke wilayah Suriah utara untuk mengusir pasukan Kurdi, yang dia tuduh sebagai dalang ledakan bom pada November lalu yang menewaskan enam orang di kota Istanbul.
Sebelumnya pada tahun 2019, tercapai perjanjian antara Moskow dan Ankara untuk mengakhiri serangan-serangan dengan menetapkan "zona aman" sepanjang 30 kilometer (19 mil) untuk melindungi Turki dari serangan lintas batas dari wilayah Suriah.
- Iran Kembali Hukum Gantung Demonstran Terkait Kematian Mahsa Amini
Otoritas Iran kembali menghukum gantung seorang demonstran terkait unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini yang meluas menjadi protes antipemerintah. Demonstran ini dinyatakan bersalah atas pembunuhan dua personel pasukan keamanan Iran.
Seperti dilansir Reuters, Senin (12/12/2022), demonstran ini menjadi yang demonstran kedua dieksekusi mati oleh Teheran dalam waktu kurang dari seminggu terakhir terkait protes kematian Amini.
Unjuk rasa yang meluas secara nasional telah berlangsung selama tiga bulan terakhir di Iran, yang awalnya dipicu oleh kematian Amini (22) pada September lalu atau beberapa hari setelah dia ditahan polisi moral atas dugaan melanggar aturan hijab.
- Panas! Rusia Tingkatkan Produksi Senjata Penghancur 'Paling Kuat'
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin menyatakan negaranya tengah meningkatkan produksi senjata generasi baru, yang disebut senjata 'paling kuat'. Peningkatan produksi senjata dimaksudkan untuk melindungi Rusia dari musuh-musuh di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia.
"Kami tengah meningkatkan produksi alat penghancur yang paling kuat. Termasuk yang berdasarkan prinsip-prinsip baru," sebut Medvedev dalam pernyataan terbaru via Telegram, seperti dilansir AFP, Senin (12/12/2022).
"Musuh kami tidak hanya bertahan di Provinsi Kiev, pribumi Malorossiya kami," ucapnya, dengan menyebut sebutan untuk wilayah era modern Ukraina yang sebelumnya menjadi bagian Kekaisaran Rusia.
"Ada juga di Eropa, Amerika Utara, Jepang, Australia, Selandia Baru dan banyak tempat-tempat lainnya yang menyatakan sumpah setiap pada Nazi," klaim Medvedev dalam pernyataannya.