Panas! Rusia Tingkatkan Produksi Senjata Penghancur 'Paling Kuat'

Panas! Rusia Tingkatkan Produksi Senjata Penghancur 'Paling Kuat'

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 12 Des 2022 09:32 WIB
Dmitry Medvedev, Deputy Chairman of Russias Security Council, delivers a speech during a ceremony marking Shipbuilders Day in Saint Petersburg, Russia June 29, 2022. Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev (dok. Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS)
Moskow -

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin menyatakan negaranya tengah meningkatkan produksi senjata generasi baru, yang disebut senjata 'paling kuat'. Peningkatan produksi senjata dimaksudkan untuk melindungi Rusia dari musuh-musuh di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia.

"Kami tengah meningkatkan produksi alat penghancur yang paling kuat. Termasuk yang berdasarkan prinsip-prinsip baru," sebut Medvedev dalam pernyataan terbaru via Telegram, seperti dilansir AFP, Senin (12/12/2022).

"Musuh kami tidak hanya bertahan di Provinsi Kiev, pribumi Malorossiya kami," ucapnya, dengan menyebut sebutan untuk wilayah era modern Ukraina yang sebelumnya menjadi bagian Kekaisaran Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada juga di Eropa, Amerika Utara, Jepang, Australia, Selandia Baru dan banyak tempat-tempat lainnya yang menyatakan sumpah setiap pada Nazi," klaim Medvedev dalam pernyataannya.

Medvedev yang kini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, tidak menjelaskan lebih lanjut soal jenis senjata yang produksinya ditingkatkan tersebut.

ADVERTISEMENT

Namun Putin diketahui berulang kali menyatakan Rusia tengah mengembangkan senjata-senjata jenis terbaru, termasuk senjata hipersonik yang diklaimnya mampu mengelak dari semua sistem pertahanan rudal yang ada.

Sejak Putin memerintahkan pengerahan pasukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Medvedev yang berusia 54 tahun ini secara rutin memberikan komentar-komentar bombastis via media sosial.

Simak Video 'Rusia Tengah Menyusun Kekuatan baru di Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Dengan Moskow mengalami kemunduran dalam pertempuran di wilayah Ukraina, kebuntuan militer telah memicu kekhawatiran bahwa Rusia bisa saja menggunakan senjata nuklir untuk mencapai terobosan militer.

Pada Jumat (9/12) lalu, Putin menyebut Rusia bisa mengubah doktrin militernya dengan menerapkan kemungkinan serangan pendahuluan untuk melucuti musuh, yang tampaknya merujuk pada serangan nuklir.

Diklaim juga oleh Putin bahwa sistem rudal jelajah dan hipersonik buatan Rusia 'lebih modern dan bahkan lebih efisien' dibandingkan rudal-rudal AS.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads