Gerakan perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam yang bermarkas di Jalur Gaza, mengutuk keras kunjungan Presiden Israel ke Bahrain.
Dilansir kantor berita Palestina, Shebab dan Press TV, Senin (5/12/2022), pejabat Hamas, Basim Naim dan juru bicara Jihad Islam, Tariq Salmi menyatakan kecaman tersebut pada hari Minggu (4/12) waktu setempat, beberapa jam setelah Isaac Herzog menjadi presiden Israel pertama yang melakukan perjalanan ke kerajaan tersebut.
Pemerintah Bahrain telah menandatangani perjanjian normalisasi yang ditengahi Amerika Serikat dengan rezim Israel selama acara yang diselenggarakan oleh Gedung Putih pada September 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, pemerintah Bahrain dan Israel terus berupaya memperkuat normalisasi hubungan yang dikecam oleh Palestina dan para pendukung regional dan internasional mereka sebagai "tikaman dari belakang" atas perjuangan pembebasan Palestina dari pendudukan dan agresi Israel.
Naim menyebut kunjungan itu "memalukan," dan mengecam kesediaan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifah untuk menyambut "pemimpin rezim apartheid, yang memimpin struktur teroris terbesar [dunia]" sebagai "menyedihkan," demikian seperti dilaporkan kantor berita Palestina, Shehab.
Dia mengingatkan bahwa raja Bahrain menerima kunjungan presiden Israel ketika pasukan rezim Israel terus mengeksekusi warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan. Menurutnya, sebagai akibat dari kekejaman rezim Israel, darah pemuda Palestina telah mengalir seperti "sungai".
Sementara itu, pejabat Jihad Islam, Tariq Salmi menyebut kunjungan Herzog ke Israel sebagai tindakan yang bertujuan mengalihkan perhatian dari kekejaman dan tindakan teror rezim Israel.
Simak juga '5 Warga Palestina Tewas Dibunuh Tentara Israel':