Serangan artileri yang dilancarkan pasukan Rusia dilaporkan menghantam wilayah Kherson, Ukraina bagian selatan, dalam 24 jam terakhir. Sedikitnya tiga orang tewas dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran terbaru pasukan Moskow tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/12/2022), Gubernur wilayah Kherson Yaroslav Yanushevych menuturkan via Telegram bahwa pasukan Rusia membombardir kota Kherson dan beberapa area sekitarnya sebanyak 42 kali dalam periode 24 jam terakhir.
Kota Kherson yang berhasil dibebaskan dari pasukan Rusia sejak pertengahan November lalu, sebelumnya menjadi satu-satunya ibu kota wilayah Ukraina yang diduduki Moskow sejak awal invasi pada akhir Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan Rusia terus menggempur kota itu sejak menarik mundur pasukannya dari posisi bertahan di seberang Sungai Dnipro beberapa waktu lalu. Saat ini, sebut Yanushevych, kota Kherson tengah mengalami masalah dengan pasokan listriknya.
Dilaporkan bahwa gempuran pasukan Moskow pada Kamis (1/12) waktu setempat telah memutuskan aliran listrik di kota Kherson, hanya beberapa hari setelah berhasil dipulihkan otoritas setempat.
Beberapa minggu sebelum menarik pasukannya, Rusia menetapkan keseluruhan wilayah Kherson -- termasuk kota Kherson -- sebagai bagian dari wilayahnya bersama tiga wilayah Ukraina lainnya dalam aneksasi atau pencaplokan yang tidak diakui internasional.
Pencaplokan itu dilakukan Kremlin setelah secara tergesa-gesa menggelar 'referendum' untuk bergabung Rusia, yang dikecam Ukraina dan Barat sebagai penipuan.
Sebelumnya, seperti dilansir Associated Press, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menuduh Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan aliansi NATO, telah terlibat secara langsung dalam perang berkelanjutan di Ukraina, dengan mengirimkan pasokan persenjataan dan melatih tentara-tentara Kiev.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Anda tidak seharusnya mengatakan bahwa AS dan NATO tidak ambil bagian dalam perang ini. Anda berpartisipasi langsung di dalamnya," tegas Lavrov dalam panggilan video dengan wartawan pada Kamis (1/12) waktu setempat.
"Dan tidak hanya dengan menyediakan senjata tetapi juga dengan melatih personel. Anda melatih militer mereka di wilayah Anda, di wilayah Inggris, Jerman, Italia dan negara-negara lainnya," sebutnya merujuk pada negara-negara Barat.
Lavrov juga menyatakan bahwa rentetan serangan rudal, drone dan tembakan artileri terhadap fasilitas energi Ukraina dan infrastruktur penting lainnya, yang membuat jutaan warga Ukraina tidak mendapatkan pasokan listrik, pemanas dan air dimaksudkan untuk melemahkan potensi militer Kiev dan menggagalkan pengiriman senjata Barat.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia menargetkan infrastruktur sipil yang penting untuk menurunkan moral pasukan, membuat rakyat menderita selama musim dingin dan memaksa otoritas Kiev melakukan perundingan damai dengan memenuhi persyaratan Moskow.