Perkara sepak bola membuat pria Iran meregang nyawa. Peristiwa tragis ini menyusul kekalahan Tim Nasional Republik Islam Iran dari Tim Nasional Amerika Serikat (AS) di Piala Dunia Qatar 2022.
Sebagaimana diketahui publik sepak bola sejagat, tim Iran kalah 1-0 dari AS pada Rabu (30/11) kemarin di Qatar. Skuad Iran yang diperkuat pemain FC Porto, Bayer 04 Leverkusen, Feyenoord Rotterdam, hingga AEK Athens tidak kuasa melawan tim AS. Gol Christian Pulisic, pemain Chelsea FC, untuk AS tidak berbalas sampai pertandingan bubar.
Tensi politik memang sudah menegang sebelum pertandingan. Bayangkan saja, dua negara yang selama ini bersitegang kemudian bertanding sepak bola.
Di sisi lain, tensi politik dalam negeri Iran memang sedang ruwet. Tewasnya Mahsa Amini (22) masih menyulut demonstrasi-demonstrasi di Negeri Para Mullah itu. Bahkan di pertandingan pertama, pemain timnas Iran tidak menyanyikan lagu kebangsaan mereka sebagai sikap simpatik kepada Mahsa Amini, perempuan yang tewas gara-gara dinilai tidak patut dalam mengenakan jilbab.
Ada pula pendukung Iran yang memboikot Piala Dunia karena kecewa dengan timnas mereka sendiri. Mereka protes sampai ke Doha. Kekecewaan sebagian warga Iran beralasan lantaran banyak orang tewas dalam demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini.
Dilansir BBC, kelompok suporter anti-pemerintah Islam Iran menilai stadion di Qatar dipenuhi oleh suporter pro-pemerintah. Sedangkan mereka, massa yang simpati terhadap Mahsa Amini dan anti-pemerintah, memang ingin timnas Iran kalah saja ketimbang menang.
Idola massa oposisi ini adalah Ali Karimi, mantan pesepak bola Iran yang pernah bermain di Bayern München. Ali Karimi dikenal di dalam negerinya sebagai penentang pemerintah. Massa anti-pemerintah sempat meneriakkan nama Ali Karimi dan membentangkan bendera Iran (tanpa lafaz Allah) bertuliskan 'Woman Life Freedom'.
Selanjutnya, pria Iran ditembak mati:
Lihat juga Video: Ekspresi Gembira Joe Biden Usai AS Tendang Iran dari Piala Dunia
(dnu/dnu)