Biden Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp 5 T ke Finlandia

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 29 Nov 2022 14:27 WIB
Ilustrasi -- Sistem roket canggih AS (dok. AP Photo/Aaron Favila)
Washington DC -

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui kesepakatan penjualan senjata senilai US$ 323 juta (Rp 5 triliun) dengan Finlandia. Persetujuan diberikan saat Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia, sedang dalam proses bergabung aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Seperti dilansir UPI.com dan The Hill, Selasa (29/11/2022), Departemen Luar Negeri AS mengirimkan pemberitahuan kepada Kongres AS soal keputusan menyetujui penjualan senjata untuk Finlandia itu pada Senin (28/11) waktu setempat.

Kesepakatan itu mencakup penjualan 40 rudal taktis dan 48 unit Joint Standoff Weapons, selain peralatan militer tambahan dan dukungan pelatihan dari AS untuk Finlandia. Peralatan militer tambahan itu mencakup Dummy Air Training Missiles, Captive Air Training Missiles, Captive Flight Vehicles dan Free Flight Vehicles.

"Tidak akan ada dampak buruk terhadap kesiapan pertahanan AS sebagai akibat usulan penjualan ini," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pemberitahuannya kepada Kongres AS, yang diwajibkan oleh hukum.

Raytheon Missiles and Defense yang berbasis di Tucson, Arizona, menjadi kontraktor utama yang memasok rudal dalam kesepakatan ini.

Finlandia yang berbatasan dengan Rusia, tengah dalam proses bergabung NATO bersama Swedia. Kedua negara berupaya untuk bergabung aliansi militer pimpinan AS itu sejak awal tahun ini, terutama setelah Moskow menginvasi Ukraina.

Disebutkan Departemen Luar Negeri AS bahwa kesepakatan penjualan ini 'akan mendukung kebijakan asing dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan keamanan mitra terpercaya, yang merupakan kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Eropa'.

"Sangat penting bagi keamanan nasional AS untuk membantu Finlandia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap," demikian seperti disebutkan dalam pemberitahuan Departemen Luar Negeri AS untuk Kongres tersebut.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork