Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jepang Minoru Terada mengundurkan diri terkait keterlibatannya dalam skandal pendanaan. Terada menjadi menteri ketiga dalam jajaran pemerintahan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida yang mengundurkan diri dalam waktu kurang dari sebulan terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Senin (21/11/2022), angka kepuasan publik Kishida merosot setelah pembunuhan mantan PM Shinzo Abe pada Juli lalu, yang mengungkap hubungan yang mendalam dan sejak lama antara para politikus Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa dan Gereja Unifikasi yang kontroversial.
Terada mengajukan pengunduran dirinya kepada Kishida pada Minggu (20/11) waktu setempat, setelah laporan media menyebut PM Jepang itu bersiap memecatnya. Pada Senin (21/11) waktu setempat, Kishida menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Takeaki Matsumoto untuk menggantikan Terada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Landasan komitmen politik adalah kepercayaan publik," ucap Kishida kepada wartawan usai menunjuk Matsumoto sebagai Mendagri yang baru.
"Sebagai seorang politikus, saya harus mengamankan kepercayaan publik dengan menguatkan dan memeriksa sekitar saya," imbuhnya.
Jajak pendapat yang digelar akhir pekan, menurut Asahi TV, sebelum Terada mundur, menunjukkan hanya 30,5 persen responden yang merasa puas dengan kinerja Kishida. Angka itu menurun 2,6 poin dibandingkan jajak pendapat pada Oktober lalu.
Lebih dari separuh atau 51 persen tidak merasa puas dengan cara Kishida menangani pengunduran diri dua menteri lainnya, Menteri Revitalisasi Ekonomi Daishiro Yamagiwa dan Menteri Kehakiman Yasuhiro Hanashi.
Terada yang dikecam karena terlibat skandal pendanaan, telah mengakui bahwa salah satu kelompok pendukungnya menyerahkan dokumen pendanaan yang seolah-olah ditandatangani oleh orang yang telah meninggal dunia.
Kishida mengatakan dirinya menerima pengunduran diri Terada demi memprioritaskan perdebatan yang terjadi dalam parlemen, termasuk pembahasan anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret.
Saat ditanya soal fakta bahwa tiga menterinya mengundurkan diri sejak 24 Oktober, atau dalam sebulan terakhir, Kishida menyatakan dirinya ingin meminta maaf.
"Saya merasakan tanggung jawab yang berat," ucapnya kepada wartawan pada Minggu (20/11) waktu setempat.