Jejak Panas Dingin AS-China Jelang Pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali

Jejak Panas Dingin AS-China Jelang Pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Senin, 14 Nov 2022 12:49 WIB
Chinese President Xi Jinping and US President Joe Biden talked by phone for the second time this year (NICOLAS ASFOURI, Nicholas Kamm/AFP/File)
Foto: Xi Jinping dan Joe Biden (NICOLAS ASFOURI, Nicholas Kamm/AFP/File)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan menggelar pertemuan bersejarah hari ini di Bali. Pertemuan itu digelar di tengah panas dingin hubungan Amerika Serikat dan China.

Pertemuan antara Biden dan Xi ini rencananya akan digelar pada pukul 17.30 WITA. Biden juga disebut akan bicara secara blak-blakan dengan Xi dan berusaha mencari "benang merah" hubungan AS dengan China melalui pertemuan ini.

AS dan China memang memiliki hubungan bilateral yang paling kompleks di dunia. Sejak 1949, dua negara adidaya itu telah mengalami periode ketegangan dan kerja sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasca dilantik sebagai Presiden AS, Biden pernah menawarkan kesempatan untuk mengubah arah hubungan AS dan Tiongkok, yang mencapai titik terendah di bawah pemerintahan Donald Trump. Namun, hubungan keduanya belum juga membaik, apalagi menyusul dukungan AS terhadap Taiwan atas konflik dengan China.

Berikut Panas Dingin hubungan AS dan China di era Biden dilansir dari berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

1. Joe Biden dan Xi Jinping Pertama Kali Telepon

Pada Februari 2021, Joe Biden kali pertama bicara dengan Xi Jinping melalui telepon sejak menjabat sebagai Presiden AS. Melalui telepon itu, Biden menyampaikan keprihatinannya atas praktik ekonomi, hak asasi manusia, dan Taiwan, sementara China berfokus pada saling menghormati, kerja sama, dan dialog.

2. AS Sanksi 24 Pejabat China dan Hong Kong

AS memberikan sanksi kepada 24 pejabat China dan Hong Kong atas kebijakan Beijing di Hong Kong. Lembaga keuangan asing yang dengan sengaja melakukan transaksi signifikan dengan individu yang terdaftar akan dikenakan sanksi AS.

Pengumuman sanksi itu disampaikan saat kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ke Jepang dan Korea Selatan.

3. AS dan China Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi Pertama Kali di Alaska

AS dan China mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama di Alaska. Selama sesi terbuka hari pertama, kedua belah pihak saling melontarkan teguran keras terhadap kebijakan masing-masing. Blinken mengatakan dalam sambutan pembukaannya bahwa AS akan membahas keprihatinan mendalamnya atas tindakan China, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, Taiwan, serangan siber terhadap AS, dan pemaksaan ekonomi terhadap sekutu AS.

Sementara, Yang Jiechi menuduh AS "merendahkan" dalam nadanya dan membalas bahwa AS telah menyalahgunakan kekuatan militer dan keuangannya dan menyalahgunakan gagasan keamanan nasional untuk menghalangi arus perdagangan dan menghasut sentimen anti-China.

4. AS Sanksi China terkait Dugaan Pelanggaran HAM di Xinjiang

Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada empat orang China, termasuk direktur keamanan tertinggi, atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Langkah serupa diikuti oleh AS, Inggris, dan Kanada.

AS, pada hari yang sama, memberikan sanksi kepada dua pejabat pemerintah China sehubungan dengan apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang "serius" terhadap etnis minoritas di Xinjiang.

5. AS dan China Kerja Sama Tangani Krisis Iklim

AS dan China menyatakan akan bekerja sama satu sama lain dan dengan negara lain untuk "mengatasi krisis iklim". Kedua belah pihak juga akan "bekerja sama untuk mempromosikan COP 26 yang sukses di Glasgow, yang bertujuan untuk menyelesaikan pengaturan implementasi Perjanjian Paris".

6. AS dan Jepang Komitmen Melawan Kebangkitan China

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi tantangan dari China. Kedua pemimpin membahas serangkaian masalah geopolitik dalam pengumuman bersama, termasuk pentingnya perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan.

7. Biden Perluas Larangan Era Trump terhadap Investasi AS ke China

Jow Biden mengeluarkan perintah baru yang melarang investasi Amerika ke perusahaan China yang diklaim memiliki hubungan di sektor teknologi pertahanan atau pengawasan. Perintah baru itu memperluas daftar hitam era Trump sebelumnya dan menyentuh 59 perusahaan China, termasuk perusahaan komunikasi raksasa Huawei.

8. Biden Batalkan Larangan Era Trump terhadap TikTok dan WeChat

Joe Biden mencabut serangkaian perintah eksekutif era Trump yang berupaya melarang pengunduhan baru aplikasi WeChat dan TikTok milik China. Untuk menggantikan larangan era Trump, Biden menandatangani perintah baru yang meminta Departemen Perdagangan untuk meluncurkan tinjauan keamanan nasional terhadap aplikasi yang memiliki tautan ke musuh asing, termasuk China.

9. China Terbitkan UU Baru untuk Lawan Sanksi AS dan Uni Eropa

Legislatif nasional China, Kongres Rakyat Nasional (NPC), menyetujui Undang-Undang Sanksi Anti-Asing. Undang-undang baru tersebut menawarkan landasan hukum bagi China untuk melawan sanksi AS dan UE atas perdagangan, teknologi, Hong Kong, dan Xinjiang.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Biden Mengaku Lebih Kuat Jelang Bertemu Xi Jinping di Bali, Kenapa?':

[Gambas:Video 20detik]



10. AS Larang Impor dari Xinjiang

AS melarang impor dari sejumlah perusahaan China di kawasan Xinjiang. AS juga menambahkan 23 perusahaan China ke dalam daftar blacklist.

11. China Sanksi 7 Warga dan Entitas AS

China mengumumkan keputusannya untuk menjatuhkan sanksi terhadap tujuh warga negara dan entitas Amerika, termasuk mantan Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross, sebagai pembalasan terhadap sanksi AS sebelumnya terhadap tujuh pejabat China di Hong Kong. Ini menandai pertama kalinya China menempatkan tindakan kontra-sanksi menggunakan undang-undang sanksi anti-asing yang baru.

12. Joe Biden dan Xi Jinping Bertemu Virtual

Pada November 2021, Biden dan Xi menggelar pertemuan virtual pertama mereka. Pertemuan yang berlangsung lebih dari tiga setengah jam itu menandai upaya untuk memperlancar hubungan AS-China.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak menunjukkan bahwa kedua presiden membahas berbagai masalah, termasuk hubungan bilateral mereka yang kompleks, sikap mereka terhadap Taiwan, dan pandangan tentang keamanan kesehatan, krisis iklim, pasokan energi global, dan tantangan regional utama di Korea Utara, Afghanistan, dan Iran.

Biden dan Xi telah melakukan dua panggilan telepon sebelum pertemuan ini, masing-masing pada bulan September dan Februari. Ini adalah pertama kalinya Biden dan Xi bicara secara tatap muka meskipun dilakukan secara virtual.

13. AS Boikot Beijing Olympics

Pemerintahan Biden tidak akan mengirim perwakilan diplomatik atau resmi ke Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 22, dengan alasan masalah hak asasi manusia. Kendati demikian, Atlet AS masih akan diizinkan untuk berpartisipasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan China akan mengambil "tindakan balasan tegas" jika boikot itu tetap berlaku, dengan alasan menentang "politisasi olahraga".

14. AS dan China Terus Saling Sanksi

AS dan China saling menjatuhkan sanksi. AS menjatuhkan sanksi kepada pejabat China di Hong Kong dan memasukkan 67 lagi entitas China ke daftar blacklist. Sementara, China memberikan sanksi kepada 4 pejabat AS buntut tudingan terkait Xinjiang.

15. Joe Biden dan Xi Jinping Bertemu Secara Virtual Lagi

Biden dan Xi kembali berbicara melalui panggilan konferensi pada 18 Maret 2022 lalu, komunikasi langsung pertama antara kedua pemimpin sejak pertemuan puncak virtual mereka pada November 2021 dan pembicaraan pertama sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina.

Melalui video call ini, keduanya berbicara soal Ukraina, sembari juga menyentuh topik Taiwan. Menurut Gedung Putih, dalam pertemuan tersebut, Biden "menggambarkan implikasi dan konsekuensi jika China memberikan dukungan material kepada Rusia yang melakukan serangan brutal terhadap kota dan warga sipil Ukraina".

16. Biden Nyatakan Siap Dukung Taiwan Jika China Invasi

Joe Biden menyatakan bersedia untuk membela Taiwan secara militer jika China menginvasi. Namun, dia berharap invasi itu tidak terjadi.

17. China Desak AS Patuhi Prinsip Satu-China

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin menyatakan dalam konferensi pers bahwa China tidak puas dan menentang dengan tegas pernyataan Biden. China juga mendesak AS untuk mematuhi prinsip satu-China dan ketentuan dalam tiga komunike bersama China-AS.

18. Biden Telepon Lagi dengan Xi Jinping

Pada Juli 2022, Biden dan Xi melakukan panggilan telepon selama dua jam. Keduanya membahas kerja sama antara kedua negara dan masalah seputar Taiwan dan Ukraina.

19. Ketua DPR AS Nancy Pelosi Kunjungi Taiwan

Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei. Pelosi bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan menyatakan bahwa AS tidak akan meninggalkan Taiwan.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan menjadikannya pejabat tertinggi AS pertama yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Kunjungan itu menyebabkan kemarahan China yang menyebut langkah itu sebagai pelanggaran kebijakan satu-China dan campur tangan dalam urusan internal China.

20. China Batalkan Sejumlah Pembicaraan dan Kerja Sama dengan AS

China membatalkan dan menangguhkan beberapa pembicaraan dan kerja sama AS-China buntut kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan.

21. Biden dan Xi Jinping Bertemu di Bali

Biden dan Xi akan bertemu pada pukul 17.30 WITA di Bali hari ini. Pertemuan ini digelar sehari sebelum KTT G20.

Da;am pertemuan ini, Biden disebut akan bicara secara blak-blakan dengan Xi dan berusaha mencari "benang merah" hubungan AS dengan China.

"Jadi, dia (Biden) akan memiliki kesempatan untuk duduk dan bicara terang-terangan dan langsung dan mendengar Presiden Xi juga bicara terang-terangan dan langsung," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dikutip dari situs resmi Gedung Putih AS, Senin (14/11/2022).

Halaman 3 dari 2
(mae/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads