Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menyatakan hasil pemilu sela yang baru saja digelar oleh Amerika Serikat (AS) tidak akan mempengaruhi hubungan kedua negara. Kremlin menyatakan hubungan Rusia dan AS akan tetap berada di titik terendah apa pun hasil pemilu sela.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (9/11/2022), hubungan antara Moskow dan Washington DC mencapai titik paling rendah dalam sejarah sejak Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Pemilu ini penting, tapi tidak perlu membesar-besarkan kepentingannya dalam jangka pendek maupun jangka menengah untuk hubungan kami," ucap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilu ini tidak akan memiliki dampak yang signifikan," cetusnya.
"Pemilu ini tidak bisa mengubah sesuatu yang penting. Hubungan kami yang ada saat ini buruk dan akan tetap buruk," tegas Peskov.
Dalam pernyataannya, Peskov juga kembali membantah tuduhan Rusia mencampuri pemilu AS. Dia menyebut Moskow sangat terbiasa mendengar orang-orang menuduh Rusia mencampuri pemilu AS, sehingga tidak memperhatikan adanya tuduhan-tuduhan baru.
Sebelumnya, seorang pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin, yang juga dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, mengakui dirinya telah mengintervensi pemilu AS dan akan terus melakukannya di masa mendatang.
Itu menjadi pengakuan pertama tokoh Rusia yang dituduh terlibat dalam upaya mencampuri politik Amerika. Pengakuan Prigozhin itu diposting oleh layanan pers perusahaan katering Concord via jejaring sosial Rusia, VKontakte, yang mirip dengan Facebook pada Senin (7/11) waktu setempat.
"Kami telah mengintervensi (pemilu AS), kami tengah mengintervensi dan kami akan terus mengintervensi. Dengan hati-hati, secara akurat, dengan teliti dan dengan cara kita sendiri, seperti yang kami ketahui bagaimana melakukannya," tulis Prigozhin dalam pengakuannya.
(nvc/idh)