Didakwa Lalai, 6 Pejabat Korsel Jadi Tersangka Tragedi Itaewon

Didakwa Lalai, 6 Pejabat Korsel Jadi Tersangka Tragedi Itaewon

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 07 Nov 2022 17:18 WIB
An investigator inspects the scene of a stampede that happened during Halloween festivities, in Seoul, South Korea October 31, 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji
Kepolisian Korsel saat melakukan olah TKP di lokasi tragedi Itaewon (dok. Reuters/Kim Hong-Ji)
Seoul -

Divisi penyelidikan khusus Kepolisian Nasional Korea Selatan (Korsel) yang ditugaskan menyelidiki tragedi Itaewon yang menewaskan sedikitnya 156 orang, telah menetapkan enam pejabat tinggi sebagai tersangka. Keenam pejabat Korsel itu didakwa atas tindak kelalaian profesional yang memicu kematian.

Seperti dilansir The Korea Herald, Senin (7/11/2022), salah satu yang ditetapkan sebagai tersangka adalah mantan Kepala Kepolisian Yongsan Lee Im-jae, yang bertugas mengawasi distrik Itaewon.

Divisi penyelidikan khusus yang dibentuk dan meluncurkan penyelidikan sejak pekan lalu, telah menyelidiki penyebab insiden desak-desakan maut di gang sempit Itaewon saat perayaan Halloween pada 29 Oktober lalu dan respons pihak berwenang terhadap situasi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah memeriksa 154 orang dan menetapkan enam orang sebagai tersangka," ucap juru bicara tim penyelidikan khusus, Kim Dong-Wook dalam konferensi pers pada Senin (7/11) waktu setempat.

Enam tersangka itu terdiri atas Lee selaku mantan Kepala Kepolisian Yongsan, Ryu Mi-jin dari Kepolisian Metropolitan Seoul yang bertanggung jawab atas situation room di Seoul saat insiden terjadi, dua pejabat dari tim intelijen pada Kepolisian Yongsan, lalu Kepala Distrik Yongsan Park Hee-young dan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Yongsan Choi Seong-beom.

ADVERTISEMENT

Keenam tersangka menghadapi dakwaan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian. Sementara Lee dan Ryu bisa dijerat dakwaan tambahan, yakni melalaikan tugas, dan dua pejabat tim intelijen bisa dijerat dakwaan tambahan menyalahgunakan wewenang dan menghancurkan bukti.

Hasil penyelidikan tim khusus menunjukkan Lee saat masih menjabat Kepala Kepolisian Yongsan ketika insiden terjadi, meninggalkan sebuah restoran di dekat stasiun pada 29 Oktober, sekitar pukul 21.47 waktu setempat, setelah diberitahu soal situasi berbahaya di Itaewon.

Dia tiba di dekat Stasiun Noksapyeong sekitar 10 menit kemudian dengan mobilnya. Diketahui bahwa jarak Stasiun Noksapyeong dengan Stasiun Itaewon bisa ditempuh berjalan kaki sekitar 10 menit. Namun Lee memilih melanjutkan perjalanan dengan mobilnya di tengah kemacetan dan harus mengambil rute memutar untuk menjangkau lokasi insiden.

Lihat juga Video: Panik dan Terhimpit Picu Henti Jantung, Apa Iya?

[Gambas:Video 20detik]



Dia terpantau keluar dari mobilnya sekitar pukul 22.55 waktu setempat dan tiba di lokasi kejadian pukul 23.05 waktu setempat. Rekaman CCTV menunjukkan Lee tiba dengan berjalan kaki sambil meletakkan tangannya di belakang saat memantau lokasi kejadian.

Tim penyelidikan khusus menyelidiki mengapa Lee memilih untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi dengan mobilnya dan apakah dia menjalankan tugasnya dengan benar dari dalam mobilnya saat memberikan perintah di tempat kejadian. Diselidiki juga klaim awal Kepolisian Yongsan yang menyebut Lee tiba di lokasi sekitar pukul 22.20 waktu setempat.

Penyelidikan tim khusus juga fokus pada mengapa Kepolisian Yongsan menghapus laporan internal yang disusun beberapa hari sebelum tragedi Itaewon terjadi. Laporan awal itu menyerukan lebih banyak dukungan karena adanya kekhawatiran insiden keselamatan di Itaewon saat massa diperkirakan berkumpul dalam rangka perayaan Halloween. Perintah penghapusan diberikan oleh kepala tim intelijen Kepolisian Yongsan, setelah tragedi Itaewon terjadi.

Sementara itu, keberadaan Park Hee-young selaku Kepala Distrik Yongsan saat tragedi Itaewon terjadi juga menjadi pertanyaan. Penyelidikan mendapati Park sempat dua kali mengamati situasi di Jalan Quy Nhon di Itaeweon, yang berjarak hanya 130 meter dari lokasi kejadian, sekitar pukul 20.20 waktu setempat.

Namun ketelitian dan penilaian Park dalam menginspeksi area ramai itu memicu pertanyaan. Dia dilaporkan menuliskan pesan via chat soal kekhawatiran atas situasi kerumunan di Itaewon namun tidak mengambil tindakan lebih lanjut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads