Empat wanita dan 13 anak-anak dipulangkan ke Australia pada hari Sabtu (29/10) ini, setelah mendekam selama bertahun-tahun di kamp-kamp penahanan yang kumuh di Suriah setelah kekalahan kelompok ISIS.
Mereka merupakan para istri dan anak-anak dari para anggota ISIS. Itu adalah pemulangan bagian pertama dari serangkaian misi yang direncanakan untuk membawa pulang sekitar 20 wanita Australia dan 40 anak-anak - istri, putra dan putri dari para anggota ISIS - dari kamp Al-Hol dan Roj.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/10/2022), Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O'Neil mengatakan pemerintah mempertimbangkan "berbagai faktor keamanan, masyarakat dan kesejahteraan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan untuk memulangkan para wanita ini dan anak-anak mereka tersebut berkat penilaian individu setelah pekerjaan terperinci oleh badan keamanan nasional," kata O'Neil dalam sebuah pernyataan setelah ke-17 orang tersebut mendarat di Sydney.
Pemulangan ini merupakan masalah politik yang kontroversial di Australia, dengan mantan pemerintah konservatif menyatakan kelompok itu sebagai ancaman keamanan.
O'Neil mengatakan para wanita itu bisa diadili di Australia jika petugas kontra-teror menemukan mereka terlibat dalam kegiatan ilegal saat berada di Suriah.
Peneliti Human Rights Watch, Sophie McNeill mengatakan itu adalah "langkah yang sudah lama tertunda".