Malaysia Belum Pastikan Peran Mossad dalam Penculikan WN Palestina

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 21 Okt 2022 14:00 WIB
Ilustrasi (dok. AFP PHOTO)
Kuala Lumpur -

Kepolisian Diraja Malaysia belum bisa memastikan keterlibatan badan intelijen asing, dalam hal ini Mossad dari Israel, dalam kasus penculikan seorang warga Palestina di wilayahnya. Pihak kepolisian menyatakan masih terus menyelidiki klaim tersebut.

Seperti dilaporkan kantor berita Bernama dan dilansir Malay Mail, Jumat (21/10/2022), Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Datuk Azmi Abu Kassim menegaskan kepolisian masih menyelidiki klaim yang dilaporkan sebuah surat kabar lokal yang menyebut badan intelijen Israel, Mossad, terlibat dalam penculikan di Malaysia.

"Saya tidak bisa mengatakan apakah Mossad terlibat atau tidak, karena penyelidikan masih berlangsung dan polisi juga tidak yakin dari mana surat kabar itu mendapatkan informasi tersebut," ucap Azmi dalam pernyataannya.

"Laporan surat kabar itu memicu spekulasi dan mencampuri penyelidikan kepolisian," tegasnya.

Pernyataan Azmi Abu itu menanggapi laporan media lokal Malaysia berbahasa Inggris yang menyebut Mossad diyakini menjadi dalang utama yang merekrut warga-warga lokal untuk membantu penculikan seorang warga Palestina bernama Omar ZM Albelbaisy Raeda.

Azmi Abu menambahkan bahwa pihak kepolisian akan memanggil perwakilan surat kabar lokal itu untuk dimintai keterangan soal laporannya tersebut.

11 Orang Didakwa terkait Penculikan Warga Palestina di Malaysia

Omar yang dilaporkan tiba di Malaysia pada 21 September lalu, berhasil diselamatkan polisi pada 29 September, atau sehari setelah dia diduga diculik oleh sekelompok orang dalam mobil jenis MPV di Jalan Yap Kwan Seng, Kuala Lumpur.

Penculikan Omar berujung pada penangkapan 18 tersangka dalam berbagai operasi berbeda di Kuala Langat, Ampang dan Beranang di Selangor dan Melaka pada 29 September hingga 4 Oktober.

Dari 18 tersangka itu, sebanyak 11 orang termasuk seorang wanita telah didakwa atas pidana penculikan di Pengadilan Kuala Lumpur pada Jumat (14/10) pekan lalu. Penculikan itu disebut dilakukan demi mendapatkan informasi soal software yang digunakan untuk meretas telepon genggam.




(nvc/idh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork