Bentuk Pasukan Gabungan, 9 Ribu Tentara Rusia Dikerahkan ke Belarusia

Bentuk Pasukan Gabungan, 9 Ribu Tentara Rusia Dikerahkan ke Belarusia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 18 Okt 2022 12:29 WIB
Russian service members march during a military parade on Victory Day, which marks the 76th anniversary of the victory over Nazi Germany in World War Two, in Red Square in central Moscow, Russia May 9, 2021. REUTERS/Maxim Shemetov/File Photo
pasukan Rusia (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov/File Photo)
Jakarta -

Hingga 9.000 tentara Rusia dan sekitar 170 tank akan dikerahkan di Belarusia, sekutu Moskow, untuk membentuk pasukan gabungan baru. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Belarusia.

Pembentukan pasukan gabungan yang akan bertugas mempertahankan perbatasan Belarusia dari ancaman Ukraina itu, diumumkan pekan lalu menyusul kekalahan pasukan Rusia di sejumlah wilayah di Ukraina.

"Jumlah total tentara Rusia yang dijadwalkan tiba di Belarusia mencapai 9.000," kata Valeri Revenko, penasihat Kementerian Pertahanan Belarusia untuk kerja sama militer internasional, dalam posting-an di Telegram, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Revenko mengatakan Rusia juga akan mengirim ke Belarusia "sekitar 170 tank, hingga 200 kendaraan lapis baja (lainnya) dan hingga 100 senjata dan mortir dengan kaliber melebihi 100 mm."

Unit-unit pasukan Rusia akan dikerahkan ke empat tempat pelatihan di timur dan tengah Belarusia, di mana mereka akan ambil bagian dalam latihan yang melibatkan "penembakan tempur dan penembakan rudal anti-udara," kata Revenko.

ADVERTISEMENT

Otoritas Belarusia menegaskan pasukan itu bersifat defensif dan bertujuan untuk mengamankan perbatasannya.

Pekan lalu pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengklaim Ukraina sedang merencanakan untuk menyerang negaranya. Dia pun mengumumkan pembentukan pasukan gabungan dengan Moskow.

Lukashenko menuduh Polandia, Lituania dan Ukraina melatih para radikal Belarusia "untuk melakukan sabotase, serangan teroris dan untuk mengatur pemberontakan militer di negara itu".

Lukashenko adalah sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengizinkan wilayah Belarusia digunakan oleh pasukan Moskow untuk melancarkan operasi militer melawan Kyiv pada Februari lalu.

Namun, angkatan bersenjata Belarusia hingga saat ini belum ambil bagian dalam serangan ke Ukraina tersebut.

Diketahui bahwa Belarusia bergantung secara finansial dan politik pada sekutu utamanya, Rusia.

Sebelumnya, pemerintah Rusia berjanji kepada Belarusia akan mengirimkan dalam beberapa bulan ini, rudal Iskander M yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan akan memodernisasi pesawat tempur.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads