Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertekad untuk meningkatkan pertahanan udara Ukraina, dua hari setelah rudal-rudal Rusia menghujani berbagai wilayah negara itu. NATO juga melontarkan peringatan kepada Rusia untuk tidak menyerang infrastruktur penting di negara-negara sekutu NATO.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (12/10/2022), lebih dari 50 negara sekutu dan mitra bertemu di sela-sela pertemuan NATO di Brussels, Belgia, pada Rabu (12/10) waktu setempat untuk membahas peningkatan pertahanan udara Ukraina.
Pertemuan itu menjadi pertemuan besar NATO yang pertama digelar sejak Moskow mencaplok wilayah-wilayah Ukraina, mengumumkan mobilisasi militer dan melontarkan ancaman nuklir terselubung. Langkah-langkah Rusia itu dianggap oleh NATO sebagai eskalasi jelas dari perang yang diawali invasi ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan rudal Rusia ke berbagai kota Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, pada awal pekan ini dilaporkan menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai lebih dari 105 orang lainnya, serta memutuskan aliran listrik ke berbagai wilayah.
Dalam pertemuan di Brussels, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyerukan sekutu-sekutu NATO untuk memberikan sistem pertahanan udara tambahan kepada Ukraina. Sistem pertahanan udara canggih dirancang untuk melindungi seluruh kota dari serangan udara.
"Kami akan membahas bagaimana untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina dan prioritas utama adalah lebih banyak pertahanan udara untuk Ukraina," cetus Stoltenberg di awal pertemuan di Brussels, seperti dilansir AFP.
Stoltenberg menyebut serangan rudal Rusia sebagai tanda kelemahan dan akibat dari kenyataan bahwa Presiden Vladimir Putin kehabisan alternatif.
"Kenyataannya adalah mereka tidak mampu mencapai kemajuan di medan perang. Rusia sebenarnya kalah di medan perang," sebut Stoltenberg.