.webp)
Beberapa narapidana dilaporkan tewas dan sejumlah orang lainnya terluka dalam kerusuhan penjara di Iran utara, di mana pasukan keamanan menggunakan gas air mata.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/10/2022), seorang pejabat pengadilan mengatakan, kerusuhan pada hari Minggu (9/10) di Rasht, ibu kota provinsi Gilan, terjadi saat gelombang kerusuhan mengguncang Iran sejak Mahsa Amini (22) meninggal pada 16 September setelah dia ditangkap oleh polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian untuk wanita.
Kekerasan jalanan telah menyebabkan puluhan kematian, sebagian besar pengunjuk rasa tetapi juga anggota pasukan keamanan. Ratusan orang juga telah ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Minggu, perkelahian pecah antara para terpidana mati di Penjara Lakan di Rasht karena "perbedaan pribadi". Demikian kata jaksa penuntut umum kota itu Mehdi Fallahmiri seperti dikutip oleh kantor berita Iran, IRNA.
"Ketika konflik meningkat, itu menyebar ke koridor penjara, dan bertambah banyak tahanan bergabung ikut tawuran," katanya.
"Petugas tiba di tempat kejadian dan menggunakan gas air mata untuk menenangkan dan membubarkan para tahanan guna mengakhiri kerusuhan, setelah beberapa narapidana menghancurkan fasilitas di koridor dan aula penjara dan membakarnya," kata Fallahmiri.
"Akibat konflik ini ... beberapa orang tewas dan beberapa terluka," tambahnya, seraya mengatakan jumlah tahanan yang terluka sedang diselidiki.
Fallahmiri mengatakan beberapa narapidana "meninggal karena luka-luka mereka" karena "perusuh" telah mencegah pemindahan mereka, sementara yang lain "dibawa ke rumah sakit untuk perawatan".
"Situasinya tenang sekarang dan kegiatan sehari-hari para tahanan berlanjut," imbuhnya.
Lihat juga video 'Penyebab Kematian Mahsa Amini Diungkap, Aksi Protes di Iran Masih Berlanjut':
