Dua wartawan media terkemuka Amerika Serikat (AS), CNN, kedapatan memasuki lokasi kejadian (TKP) pembantaian massal yang menewaskan 36 orang di Thailand secara tidak pantas. Kedua wartawan CNN itu kedapatan memanjat pagar yang telah dipasangi garis polisi di TKP.
Seperti dilansir Associated Press dan Bangkok Post, Senin (10/10/2022), Kepolisian Thailand tengah melakukan penyelidikan setelah otoritas setempat melaporkan insiden itu atas tuduhan masuk tanpa izin ke dalam properti pemerintah. Tempat penitipan anak itu dikelola oleh Organisasi Administrasi Uthai Sawan.
"Biarkan proses hukum berjalan, saya tidak ingin mengungkapkan semua detailnya. Biarkan polisi melakukan penyelidikan mereka," ucap kepala administrasi kota Uthai Sawan, Danaichok Boonsom, kepada wartawan setempat usai melaporkan insiden itu ke kantor polisi distrik Na Klang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini menjadi perhatian otoritas Thailand setelah seorang reporter lokal memposting sebuah foto ke media sosial yang menunjukkan dua jurnalis asing meninggalkan TKP, dengan salah satunya memanjat pagar tempat penitipan anak itu, yang terlihat dipasangi garis polisi.
Dalam pernyataan terpisah, deputi komisioner Biro Imigrasi Thailand, Mayor Jendral Achayon Kraithong, menyatakan visa untuk kedua jurnalis CNN itu telah dicabut dengan alasan mereka tidak memenuhi syarat untuk bekerja di Thailand.
Achayon yang juga juru bicara Kepolisian Thailand ini mengungkapkan bahwa kedua jurnalis CNN itu masuk ke wilayah Thailand dengan visa turis yang tidak mengizinkan mereka untuk bekerja di negara itu.
Kedua jurnalis CNN itu diidentifikasi sebagai Anna Coren (47) yang berkewarganegaraan Australia dan Daniel Hodge (34) yang berkewarganegaraan Inggris. Keduanya tiba di Bandara Suvarnabhumi pada Kamis (6/10) waktu setempat dan mendapat izin tinggal hingga 19 November sebagai turis.
Lihat video 'Kisah Balita yang Selamat dari Pembunuhan Massal di Thailand':
CNN Cabut Liputan Video di TKP dan Minta Maaf
Dalam tanggapannya, pihak CNN telah mencabut laporan video di TKP pembantaian itu dari situsnya dan menyampaikan permintaan maaf.
"Kami sangat menyesalkan segala gangguan atau pelanggaran yang disebabkan laporan kami, dan atas ketidaknyamanan kepada polisi di masa yang menyedihkan bagi negara," tulis Wakil Presiden Eksekutif dan manajer umum CNN International, Mike McCarthy, dalam pernyataan via Twitter.
Kedua jurnalis yang bersangkutan juga disebutkan telah meminta maaf. McCarthy menyatakan kedua jurnalis itu telah meminta izin untuk memasuki TKP dan menyebut 'tidak pernah ada niat mereka untuk melanggar aturan apapun'.
Secara terpisah, Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Surachate Hakparn, menyatakan penyelidikan menunjukkan jurnalis CNN meyakini telah mendapat izin masuk dan merekam video dari relawan atau pejabat kesehatan di lokasi, dan tidak menyadari orang itu tidak berwenang memberikan izin.
Menurut Surachate, kedua jurnalis CNN itu sepakat membayar denda sebesar 5.000 Baht (Rp 2 juta) dan segera meninggalkan Thailand.