Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukan negaranya berhasil merebut kembali wilayah seluas 2.500 kilometer persegi dari pasukan Rusia. Presiden Vladimir Putin memerintahkan penyelidikan terhadap ledakan yang mengguncang jembatan Crimea hingga memicu kebakaran dan kerusakan parah.
Zelensky menyatakan wilayah Ukraina seluas 2.434 kilometer persegi dan 96 permukiman telah dibebaskan dari pendudukan Rusia dalam serangan balik terbaru yang dilancarkan sejak akhir bulan lalu.
Sementara juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan Putin memerintahkan pembentukan komisi khusus untuk menyelidiki penyebab ledakan di jembatan Crimea dan dengan cepat mengambil langkah-langkah penanganan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (8/10/2022):
- Zelensky Klaim Rebut Wilayah Seluas 2.500 Km Persegi dari Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukan Kiev berhasil merebut kembali wilayah seluas nyaris 2.500 kilometer persegi dari pendudukan pasukan Rusia. Wilayah itu direbut pasukan Ukraina dalam serangan balik terbaru yang dilancarkan sejak akhir bulan lalu.
"Minggu ini saja, tentara kita membebaskan wilayah seluas 776 kilometer persegi di sebelah timur negara kita dan 29 permukiman, termasuk enam di wilayah Luhansk," sebut Zelensky dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Sabtu (8/10/2022).
"Secara total, tanah kita seluas 2.434 kilometer persegi dan 96 permukiman telah dibebaskan sejak operasi serangan dimulai," jelas Zelensky.
- Perkuat Aliansi, AS-Filipina Latihan Gabungan di Laut China Selatan
Marinir Amerika Serikat (AS) dan Filipina menggelar latihan militer gabungan di sebuah pulau kecil yang ada di perairan Laut China Selatan. Latihan gabungan ini melibatkan lebih dari 3.500 tentara.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/10/2022), ini menjadi latihan Angkatan Laut tahunan pertama yang digelar di bawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang menyatakan dukungan kuat untuk aliansi AS-Filipina yang terjalin bertahun-tahun, yang sempat memburuk di bawah mantan Presiden Rodrigo Duterte.
Duterte sebelumnya mengancam untuk membatalkan latihan gabungan tahunan itu dan membatalkan kesepakatan militer penting dengan AS, saat dia condong ke China. Namun Marcos Jr memberitahu Presiden AS Joe Biden bulan lalu bahwa dirinya mengapresiasi peran AS dalam 'menjaga perdamaian di kawasan'.