Vatikan menjatuhkan sanksi disiplin terhadap Uskup Carlos Ximenes Belo yang dituduh melecehkan anak-anak saat perjuangan kemerdekaan Timor Leste tahun 1990-an silam. Tuduhan itu menggemparkan Gereja Katolik Timor Leste yang sempat dipimpin Belo, yang sosoknya sangat dihormati di Timor Leste.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (30/9/2022), pernyataan Vatikan soal sanksi untuk Belo itu disampaikan setelah majalah Belanda, De Groene Amsterdammer, melaporkan dugaan pelecehan seksual sejumlah anak laki-laki oleh Belo puluhan tahun lalu.
De Groene Amsterdammer dalam laporannya mengutip dua pria yang mengklaim sebagai korban, yang menuturkan ketika masih remaja, berusia sekitar 14-16 tahun, mereka dilecehkan secara seksual oleh Belo di rumahnya di Dili dan kemudian diberi uang olehnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan ada sejumlah korban lainnya, yang belum muncul ke publik dengan tuduhannya.
Juru bicara Vatikan Matteo Bruni menyatakan kantor yang menangani kasus pelecehan seksual telah menerima laporan soal dugaan 'tentang perilaku uskup tersebut' tahun 2019 lalu, dan dalam waktu setahun telah menjatuhkan sanksi.
Sanksi-sanksi itu mencakup pembatasan pergerakan dan praktik pelayanan untuk Belo, dan larangan kontak sukarela dengan anak di bawah umur atau kontak dengan Timor Leste.
Dalam pernyataannya, Bruni mengatakan sanksi-sanksi itu 'dimodifikasi dan diperkuat' pada November 2021. Disebutkan juga oleh Bruni bahwa Belo telah secara resmi menerima hukuman dalam dua kesempatan itu.
Simak juga 'Alasan Pangeran Andrew Dilarang Pakai Seragam Militer di Pemakaman Ratu Elizabeth II':
Namun Vatikan tidak menjelaskan lebih lanjut soal mengapa Belo mengundurkan diri sebagai Kepala Gereja Katolik di Timor Leste tahun 2002, atau dua dekade lebih awal dari seharusnya, dan dikirimkan ke Mozambik di mana dia masih diizinkan bekerja dengan anak-anak.
Belo (74) meraih Nobel Perdamaian tahun 1996 bersama Jose Ramos-Horta, yang saat ini menjabat Presiden Timor Leste. Ramos-Horta sempat ditanya wartawan soal tuduhan yang menjerat Belo sepulangnya dari kunjungan ke Amerika Serikat (AS), pada Kamis (29/9) waktu setempat.
"Saya lebih memilih menunggu tindakan lebih lanjut dari Takhta Suci," ucapnya, merujuk pada Vatikan.
Menurut radio lokasl Portugal, Radio Renascenca, Belo yang kini diyakini tinggal di Portugal, tidak memberikan tanggapan ketika dihubungi lewat telepon.