Saat Suriah Beri Dukungan untuk Perang Rusia di Ukraina

Saat Suriah Beri Dukungan untuk Perang Rusia di Ukraina

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 27 Sep 2022 10:55 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama enam bulan. Invasi itu mengakibatkan kerusakan parah di di sejumlah kota di Ukraina. Ini penampakannya.
kerusakan di Ukraina akibat serangan Rusia (Foto: Oleg Pereverzev/Global Images Ukraine via Getty Images)
Jakarta -

Rusia mendapat dukungan langka untuk perangnya di Ukraina. Dukungan itu disampaikan oleh Suriah di Majelis Umum PBB pada hari Senin (26/9) waktu setempat.

"Suriah menegaskan kembali posisinya pada operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan hak Rusia untuk mempertahankan dan mengamankan wilayahnya sendiri," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Meqdad di depan Majelis Umum PBB, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (27/9/2022).

"Kami yakin bahwa Federasi Rusia tidak hanya membela dirinya sendiri tetapi juga keadilan dan hak asasi manusia untuk menolak hegemoni unipolar," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suriah telah berbulan-bulan berada di belakang Rusia, mengakui republik-republik memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur dan menawarkan untuk mengirim pasukan Suriah untuk berperang bersama Rusia di Ukraina.

Rusia sendiri telah memberikan dukungan militer yang luas kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak 2015, membantu pasukan pemerintah Suriah memenangkan kembali sebagian besar wilayah negara itu dari oposisi dan militan setelah satu dekade konflik brutal yang telah menewaskan setengah juta orang.

ADVERTISEMENT

Dukungan kuat menteri Suriah terhadap invasi Ukraina tersebut berbeda dengan pidato dari mitra-mitra Rusia lainnya selama Sidang Umum tahunan PBB, yang ditutup Senin (26/9) waktu setempat.

Salah satunya China, yang sebelum perang menjanjikan kerja sama yang luas dengan Rusia, dan India, mitra pertahanan bersejarah Moskow, keduanya menyerukan dialog untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Simak juga 'Bertemu Putin-Raisi, Erdogan Minta Bantuan Lawan Teroris di Suriah':

[Gambas:Video 20detik]



Invasi Rusia di Ukraina memasuki babak baru pada Rabu (21/9) lalu, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial dalam upaya memperkuat pasukan untuk operasi militer di Ukraina. Dia menyerukan peningkatan wajib militer, dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengonfirmasi Rusia akan memanggil hingga 300.000 tentara cadangan untuk dikerahkan dalam konflik Ukraina.

Menyikapi potensi penggunaan senjata nuklir, Putin dalam pidatonya juga memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan senjata apapun untuk mempertahankan wilayahnya.

"Mereka yang berusaha memeras kami dengan senjata nuklir seharusnya mengetahui bahwa angin juga bisa berbelok ke arah mereka," ucap Putin dengan nada memperingatkan, pekan lalu, seperti dilansir AFP.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads