Kementerian Intelijen Iran berusaha mematahkan momentum unjuk rasa, dengan mengumumkan bahwa menghadiri unjuk rasa semacam itu adalah ilegal dan siapa saja yang terlibat akan diadili.
Raisi dalam pernyataannya mengkritik pemberitaan yang disebutnya berlebihan soal kasus kematian Amini, yang dia nilai sebagai dampak 'standar ganda'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap hari di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kita melihat pria dan wanita tewas dalam bentrokan dengan polisi, tapi tidak ada sensitivitas soal penyebab dan penanganan kekerasan ini," sebutnya.
Otoritas Iran menyebut Amini meninggal karena jatuh sakit saat menunggu di tahanan bersama sejumlah wanita lainnya, usai ditangkap di Teheran pada 13 September lalu. Perempuan muda itu koma setelah jatuh pingsan di tahanan dan meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit.
Namun publik menduga Amini meninggal usai mendapat perlakuan kasar dari polisi. Polisi moral Teheran telah membantah bahwa anggota mereka memukul kepala Amini dengan tongkat atau membenturkan kepalanya ke mobil polisi.
Saksikan juga Detik-detik Pemilu: One Day With Puan Maharani
(nvc/ita)