Manuver II: Pecat 100 pekerja
Raja Charles III yang 'baru kemarin' menjadi raja ini langsung memecat 100 staf. Padahal selama ini, seratus staf itu bekerja untuknya.
Dilansir The Guardian, serikat pekerja layanan sipil mengkritik pemberitahuan pemecatan di masa berkabung usai Ratu Elizabeth II mangkat. Orang-orang yang kehilangan pekerjaan itu termasuk sejumlah orang yang sudah bekerja puluhan tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemberitahuan pemecatan sangat mendadak karena muncul hanya empat hari setelah wafatnya Ratu Elizabeth II pada Kamis (8/9). Para pekerja di Clarence House, bekas kediaman resmi Charles di London ketika dia menjadi Pangeran Wales, diberitahu bahwa mereka bisa diberhentikan.
Mark Serwotka, sekretaris jenderal Serikat Layanan Umum dan Komersial (PCS), mengatakan: "Sementara beberapa perubahan di seluruh keluarga kerajaan sudah diperkirakan, ketika peran di seluruh keluarga kerajaan berubah, tapi skala dan kecepatan di mana ini telah diumumkan, tidak berperasaan secara ekstrem."
![]() |
Dia menambahkan bahwa PCS yang mewakili beberapa pekerja istana, berupaya untuk memastikan staf memiliki "keamanan kerja penuh", dan terus mendukung staf kerajaan lainnya yang khawatir bahwa "masa depan mereka dilemparkan ke dalam kekacauan dengan pengumuman ini pada waktu yang sudah sulit ini."
Baca juga: Alasan Dipecatnya 100 Staf Raja Charles III |
Para staf Clarence House diyakini tidak memiliki serikat pekerja yang diakui. Clarence House, yang terletak di sebelah Istana St James di pusat kota London, adalah kediaman resmi Pangeran Wales dan Duchess of Cornwall di London. Kantor Raja Charles III dan Camilla akan pindah ke Istana Buckingham setelah wafatnya Ratu Elizabeth II.
Pemberitahuan pemecatan itu menuai kecaman publik. Ahli penyakit kaki, Christhell Hobbs, 57, seorang tamu tetap di acara-acara kerajaan, mengatakan: "Saya pikir ini menyedihkan. Mereka memiliki keluarga yang harus mereka dukung."
(dnu/dnu)