Unjuk rasa pecah di Iran untuk memprotes kematian seorang wanita muda yang ditangkap polisi moral karena melanggar aturan hijab. Dalam aksi protes, para wanita yang ikut unjuk rasa ramai-ramai melepas hijab mereka.
Seperti dilansir AFP, Selasa (20/9/2022), kemarahan publik semakin memuncak setelah otoritas Iran, pada Jumat (16/9) lalu, mengumumkan kematian Mahsa Amini (22) di rumah sakit setelah jatuh koma selama tiga hari, usai penangkapannya oleh polisi moral Teheran pada 13 September lalu.
Laporan kantor berita Fars dan Tasnim menyebut unjuk rasa memprotes kematian Amina digelar di beberapa lokasi di ibu kota Teheran, termasuk di sejumlah universitas, juga di kota Mashhad pada Senin (19/9) waktu setempat.
Para demonstran, seperti dilaporkan kantor berita ISNA, menggelar aksi long march di Jalan Hijab yang ada di pusat kota Teheran, dengan meneriakkan kecaman untuk polisi moral.
"Beberapa ratus orang meneriakkan slogan-slogan menentang otoritas setempat, beberapa dari mereka melepaskan hijab mereka," sebut kantor berita Fars dalam laporannya.
"Polisi menangkap beberapa orang dan membubarkan kerumunan dengan tongkat dan gas air mata," imbuh laporan tersebut.
Sebuah video singkat yang dirilis Fars menunjukkan kerumunan puluhan orang, termasuk para wanita yang melepaskan kerudung dan hijab mereka, meneriakkan 'Matilah Republik Islam!' dalam aksinya. Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa unjuk rasa serupa digelar di kota Mashhad.
Simak juga 'Taliban Wajibkan Presenter TV Pakai Cadar Saat Siaran':
(nvc/ita)