Pemerintah Rusia mengumumkan pada Jumat (16/9) waktu setempat bahwa mereka telah melarang 41 warga Australia, termasuk wartawan, masuk ke negara tersebut. Larangan ini sebagai pembalasan atas sanksi Canberra terhadap Moskow atas intervensi militernya di Ukraina.
"Mengingat Canberra tidak berniat secara resmi meninggalkan sikap anti-Rusia, dan terus memberlakukan sanksi-sanksi baru, 'daftar larangan' Rusia ini akan terus diperbarui," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (17/9/2022).
Kementerian menerbitkan nama-nama mereka yang dilarang memasuki negara itu, termasuk karyawan perusahaan senjata Australia dan outlet media, termasuk Sarah Ferguson, presenter bintang untuk televisi ABC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Moskow telah melarang masuk 159 warga Australia pada bulan Juni dan Juli lalu.
Sejak awal operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari, Rusia telah mengambil tindakan serupa terhadap beberapa negara, melarang ratusan orang memasuki negara itu.
Hampir 7 bulan invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, hingga kini belum ada tanda-tanda kapan perang akan berakhir. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow tidak terburu-buru di Ukraina. Dan tujuannya tetap tidak berubah.
"Otoritas Kyiv mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan dan sedang melakukan operasi serangan balasan yang aktif. Mari kita lihat bagaimana perkembangannya, bagaimana akhirnya," kata Putin sambil tersenyum saat berbicara setelah KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota Samarkand, Uzbekistan.
Putin menyebut invasi itu sebagai langkah yang diperlukan untuk mencegah apa yang dia katakan sebagai rencana Barat untuk memecah belah Rusia.
"Baru-baru ini, angkatan bersenjata Rusia telah melakukan beberapa serangan sensitif. Anggap saja itu adalah peringatan. Jika situasinya terus berkembang seperti ini, maka responsnya akan lebih serius," tegas Putin.
Simak juga 'Rusia dan China Makin Erat Jalin Poros Baru Dunia':