Dituduh Beli Drone-Roket Iran-Korut, Rusia Tantang AS: Mana Buktinya?

Dituduh Beli Drone-Roket Iran-Korut, Rusia Tantang AS: Mana Buktinya?

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 09 Sep 2022 15:05 WIB
Russian Ambassador to the United Nations Vassily Nebenzia speaks during an urgent meeting called by Great Britain to the United Nations Security Council to brief members on former spy poisoning at U.N. headquarters in New York, U.S., March 14, 2018. REUTERS/Shannon Stapleton
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia (dok. REUTERS/Shannon Stapleton)
New York -

Rusia menanggapi tuduhan negara-negara Barat soal pihaknya membeli drone dari Iran dan membeli roket dari Korea Utara (Korut) untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Moskow menuntut negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Inggris, memberikan bukti kuat untuk mendukung tuduhan itu.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/9/2022), tanggapan itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Vassily Nebenzia saat berbicara di hadapan 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB pada Kamis (8/9) waktu setempat.

"Saya ingin meminta kepada mereka sekarang untuk memberikan bukti kepada kami atau mengakui bahwa mereka menyebarkan informasi yang tidak bisa dipercaya," tegas Nebenzia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS diketahui menuduh Iran memasok drone kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Tuduhan itu telah dibantah oleh Teheran. AS, menurut Wakil Duta Besar AS Richard Mills kepada Dewan Keamanan PBB, juga menuduh Moskow sedang 'dalam proses' membeli jutaan roket dan peluru artileri dari Korut.

"Rusia beralih kepada Iran untuk memasok UAV (kendaraan udara tak terawak) dan, dalam pelanggaran jelas terhadap sanksi PBB, kepada Korea Utara untuk memasok amunisi," sebut Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward.

ADVERTISEMENT

Rusia meminta Dewan Keamanan PBB menggelar rapat soal Ukraina -- rapat ketiga dalam beberapa hari terakhir -- untuk membahas pasokan senjata asing ke Kiev. AS, Inggris, Prancis dan beberapa negara Barat lainnya membela bantuan militer senilai miliaran dolar Amerika yang diberikan kepada Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari lalu.

"Klaim Rusia bahwa Amerika Serikat dan 'Barat' meningkatkan dan memperpanjang konflik ini adalah salah," tegas Mills dalam pernyataannya.

Simak juga video 'Korea Utara Dicurigai Pasok Logistik Persenjataan ke Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



"Itu menjadi upaya sinis untuk mengalihkan perhatian dari peran Moskow sebagai satu-satunya agresor dalam perang yang tidak perlu dan brutal ini, yang harus dibayar oleh dunia secara kolektif," sebutnya.

Presiden Vladimir Putin menyebut invasi yang dilancarkan ke Ukraina sebagai 'operasi militer khusus' untuk melucuti negara tetangganya itu dan berupaya melindungi keamanan Rusia dari ekspansi NATO.

Ukraina, pada Kamis (8/9) waktu setempat, memuji serangan balik yang diklaim berhasil merebut kembali sejumlah besar wilayah di bagian timur dan selatan negara itu.

"Kami masih sangat jauh dari akhir proses destruktif ini," ucap Nebenzia kepada forum Dewan Keamanan PBB. "Persenjataan Barat tidak memainkan peran yang menentukan dalam medan perang, terlepas apapun yang dikatakan Ukraina dan pengikut mereka," imbuhnya.

"Kami akan berperang melawan penjajah hingga semua tentara Rusia yang memasuki Ukraina untuk membunuh rakyatnya telah dikalahkan," tegas Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyskytsya dalam pernyataan terpisah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads